Serba-serbi Wisuda dan Perpisahan Anak TK

Daftar Isi
Wisuda anak TK


Assalamu'alaikum, Ay/Bun.

Sedang ramai perbincangan tentang penghapusan wisuda anak sekolah yang dianggap esensinya kurang dan terkesan berlebihan. Memang, tren beberapa tahun terakhir, wisuda sekolah sedemikian heboh. Bahkan wisuda sekolah menengah pertama pun anak-anak berdandan layaknya wisuda sarjana zaman dulu: pakai kebaya, sanggul/jilbab dengan hiasan cantik, make up full, dan pakai toga.

Saya ingat saat saya lulus MAN di tahun 2025 (Allah, ternyata sudah 20 tahun yang lalu!). Perpisahan diadakan di gedung, dihadiri orang tua/wali. Kami hanya mengenakan pakaian seragam, tanpa make-up (maklum, waktu itu hanya segelintir siswa yang sudah terbiasa/mahir berias), tanpa toga. Prosesi wisuda hanya dipanggil untuk maju ke depan, dikalungkan selempang oleh kepala sekolah, lalu berfoto dengan map sebagai simbolisasi penyerahan ijazah. Simpel, bukan?

Beberapa tahun kemudian, saat kakak sepupu lulus MAN, kebiasaan sudah berubah. Tren wisuda sekolah mulai berkembang menyerupai wisuda perguruan tinggi.

Dulu saya termasuk yang kurang sepakat dengan kegiatan ini. Namun makin lama jadi biasa saja, mungkin karena umum dilakukan di setiap sekolah. 

Saat ini, ketika wisuda menjadi polemik, saya lebih setuju untuk meniadakan hal-hal yang kurang esensial. Wisuda dan perpisahan silakan saja, it's OK termasuk momen berharga. Namun tidak perlu memaksakan hal-hal yang berlebihan, apalagi jika memaksa orang tua untuk membayar biaya wisuda dengan nominal besar.

Ngomongin soal ini, saya jadi teringat momen wisuda anak saya yang TK, tahun kemarin. Iyes, sekarang anaknya sudah kelas 1, menjelang kenaikan kelas 2 tapi saya baru sempat cerita.

Oh ya, ini wisuda TK pertama buat saya dan anak-anak, karena saat anak pertama lulus TK masih pandemi, sekolah daring dan ada larangan untuk mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak orang. Jadilah waktu itu hanya foto bersama yang diatur bergantian tiap kelas. Nah, sebenarnya dari sekolah pun tidak menggunakan kata "wisuda" Kegiatannya berupa "Gebyar Kreativitas dan Pelepasan Siswa". Namun biar lebih singkat saya gunakan kata "wisuda" ya, Ay/Bun. Semoga dimengerti. 

Persiapan Perform Kreativitas Anak - anak

Jauh-jauh hari sebelum acara perpisahan, wali kelas sudah menginformasikan kepada wali murid perihal kegiatan wisuda. Anak-anak juga akan tampil berkelompok dan diatur oleh pihak sekolah sesuai dengan keterampilan masing-masingnya. Ada yang menyanyi, gerak dan lagu, hafalan surat pendek, Asmaul Husna, dll. 

Oh ya, untuk kegiatan ini, biayanya sudah include dengan biaya masuk sekolah, jadi tidak ada lagi biaya tambahan. Orang tua tinggal menyiapkan kostum untuk pentas anak-anak.

Kakak S mendapat tugas untuk tampil medley lagu anak-anak Bali. Kostumnya cukup sederhana: Baju adat Bali dengan jilbab hitam dan hiasan kepala. Kebaya dan kamen/roknya kami usahakan masing-masing, warnanya bebas. Untuk hiasan kepala, ada salah satu mama yang mengkoordinir pemesanan via online, ada pula yang menyumbang selendang kamen. Alhamdulillah...

Kami cukup membeli 1 set kebaya Bali untuk Kakak S yang nantinya akan dipakai lagi saat masuk MI. Jadinya nggak beli hanya untuk sekali pakai. Apalagi adiknya juga perempuan, masih bisa dilanjutkan dipakai adiknya saat sudah tidak muat untuk Kakak S. 

Anak-anak berlatih di sekolah, dan orang tua mendampingi latihan di rumah dibekali dengan video lagu yang akan dinyanyikan.

Bunda S yang Rempong dan Nervous

Duh, nantinya gimana ya, S tampil ke depan? Dia masih suka lupa, gugup, dan sering ke kamar mandi, batinku menjelang hari H.

Sebegitunya emaknya nervous, lho! Anaknya sih enjoy aja dan tiap hari tanya, kapan mau tampil.

Di grup wali murid, kami sepakat untuk pakai dresscode gamis hitam dan jilbab coklat susu. Berhubung belum pernah seragaman, kali ini terniat, kami beli kain untuk dijadikan jilbab. Alhamdulillah ada beberapa wali murid yang membantu memotong dan jahit pinggiran kain supaya jadi jilbab.

"Ma.. ntar kita make up ya.." usul salah satu wali murid. Yang lain mengiyakan. 

"Aduh, saya nggak biasa make up, Ma.. intinya sih nggak kek pas jemput sekolah. Biasanya juga nggak dikasih izin sama pak suami," jawabku di WAG.

Asli kalau sudah urusan make up, saya nyerah. Selain belum bisa, nggak pede juga karena tidak terbiasa.

Oh ya, anak-anak pun diminta untuk make-up tipis supaya lebih fresh saat tampil ke panggung. Berhubung saya tidak bisa merias, saya pun minta tolong teman blogger yang juga tetangga untuk membantu.

Iseng coba ngobrol soal make up sama Pak suami, ternyata dibolehkan pakai make up asal nggak berlebihan. Wohooo! Biasanya nggak dikasih izin lho! Tumben sekali. Wkwkwkwk

Hari H, pukul 5.30 sudah mulai make up-in Kakak S. Akhirnya saya pun dibantu Mbak Wiwid, teman blogger yang maniez dan baik hati untuk make up juga. 

"Jangan tebal-tebal, Mbak...!" Pintaku

"Nggak tebal lho ini...!"

Tapi kalau kulihat di kaca, sungguh bukan diriku yang biasanya. Rasanya ingin hapus aja make up itu dan pakai bedak + lipstik seperti biasanya, tapi waktu sudah nggak cukup. Setelah gedubrakan nyiapin endebrebre-nya, akhirnya berangkat juga dengan kecepatan cahaya, eh. Tentu saja, sampai lokasi sudah hampir terlambat. Korlas sudah mengabsen anggotanya yang belum hadir. Mana malu pula, sebelumnya bilang nggak mau makeup malah datang dengan wajah lenongan. Hiks.

Prosesi "Wisuda" Anak TK

Acara wisuda dan perpisahan TK berlangsung meriah, dimulai dengan penampilan dari perwakilan kelas. Semua kelas berpartisipasi, baik jenjang A maupun jenjang B yang diwisuda. Menariknya, pembawa acaranya juga anak TK B. Kereeen!

Awal acara, anak-anak masih antusias mengikuti semua rangkaian acara. Lama kelamaan mereka mulai bosan dan tak bisa duduk diam di kursinya masing-masing. Beberapa asyik rumpi dengan temannya. Bunda dan korlas pun mengingatkan anak-anak untuk mengikuti acara dengan baik.

Momen paling mengharukan tentunya saat anak-anak "diwisuda". Mereka akan dipanggil satu persatu untuk menerima ijazah secara simbolis dan berfoto bersama tiap kelas. Rasanya memang "maknyes" karena masih teringat bagaimana perjuangan mengandung dan melahirkan VBAC anak ini, juga ketika awal pindah ke Bali berempat. Saat itu Kakak S masih berusia 5 bulan, sekarang sudah lulus TK, umurnya jelang 7 tahun. MasyaAllah... Time flies so fast.

Selesai wisuda, masih dilanjutkan dengan penampilan anak-anak dan pemberian penghargaan untuk anak-anak berprestasi. Tak lupa foto bersama wali murid masing-masing kelas.

Drama Foto

Menjelang hari H, wali kelas membuat daftar nama-nama yang akan ikut berfoto di venue acara wisuda. Setelah berdiskusi dengan suami, kami sepakat untuk tidak ikut foto untuk sendiri dan keluarga. Melihat jadwalnya, foto menjelang acara akan riweuh dan antre, pun setelah acara. Kakak S dan adiknya gampang badmood apalagi jika lama menunggu. Kami hanya memesan foto bersama anak-anak dan guru. 

Benar saja. Pagi harinya, kami rempong di rumah dan datang dengan buru-buru, tak sempat ambil foto. Beruntung tempat duduk kami dekat, jadi saya sempat minta Kakak S untuk berfoto dengan ponsel sebelum acara dimulai.

Setelah acara, saya minta untuk foto bersama, dia menolak dengan tegas. Bahkan hiasan kepala sudah dia copot paksa.

"Yah... Nggak ada foto bareng dong kita," protesku ke Ayah yang hanya dijawab dengan cengiran.

"Udah kubilang kan, makanya kemarin kita nggak ikut daftar foto keluarga sama fotografer. Coba kalau ikut, anaknya udah badmood gitu, yang kecil udah lari ke sana kemari, pas giliran foto, bakal ambyar semua." 

Iya juga sih. Apalagi kalau foto cetak, sudah banyak foto di rumah yang rusak karena lembap. Maksud hati ingin mengabadikan berbagai momen, tapi kenyataan berkata lain, jadi terima kondisi yang ada aja lah ya. 

Jadilah kami hanya punya dokumentasi wisuda Kakak S dari sekolah dan sekadarnya di HP. Tak apa lah, semoga momen naik panggung dan pentas itu menjadi kenangan berharga buatnya. Oh ya, masih bisa dilihat di YouTube juga karena saat itu sekolah melakukan streaming YouTube.

Terima Kasih untuk Semuanya

Namanya acara anak TK, pasti yang paling sibuk adalah para Bunda sekolah dan mama-mama korlas. Mulai dari pra acara sudah menyiapkan dan melatih anak-anak, menyiapkan acara, mengadakan gladiresik, hari H acara memandu dan memantau anak-anak, hingga pascaacara masih disibukkan dengan ini-itu. MasyaAllah... Jazakumullah Khairan, Bunda dan semua pengurus sekolah/yayasan, Mama Korlas dan semua Mama wali murid.

Momen wisuda dan perpisahan ini, eh maksudnya gebyar Kreativitas siswa ini, menjadi kenangan untuk anak-anak sekaligus sarana mereka berlatih berani tampil dan menambah self esteem.

Kegiatan serupa sebagai kegiatan akhir tahun menurut saya tetap baik untuk dilaksanakan, tetapi tidak perlu dipaksakan apalagi berlebihan. Kegiatan utamanya juga sebaiknya seperti yang diadakan di sekolah Kakak S, berupa Gebyar Kreativitas dan Pelepasan Siswa. Seremonial penyerahan ijazah cukup sebagai pelengkap, IMHO. 

Semoga bermanfaat,

Salam. 

2 komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung dan memberikan feedback/komentar di blog ini.

Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.


Salam,
Comment Author Avatar
14 Mei, 2025 05:19 Hapus
Kebayang rempong dan serunya ya Bund. Tapi ada melow2nya juga 🥹
Comment Author Avatar
14 Mei, 2025 10:12 Hapus
Iya Bun, masih terasa mellow-nya sampai sekarang
Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Intellifluence Logo Link Banner