Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Budaya Daerah Sejak Dini

Implementasi P5 PAUD

Assalamualaikum, Ay/Bun. Baru muncul lagi nih setelah disibukkan dengan aneka kehebohan bin kerempongan persiapan masuk sekolah Kakak H dan Kakak S. Kebetulan Kakak S beda sekolah dengan Kakak H, meskipun hanya bersebelahan. Waktu masuk sekolahnya pun tidak bersamaan. Jadi memang cukup repot untuk antar/jemputnya.

Berdasarkan informasi dari Bunda di sekolah saat pertemuan wali murid untuk sosialisasi kurikulum sekolah, saat ini menggunakan kurikulum merdeka. Salah satu kegiatan sekolah dalam kurikulum merdeka adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

P5 PAUD merupakan kegiatan Project yang dikhususkan untuk menguatkan dimensi-dimensi dalam profil pada Pancasila. Untuk sekolah TK di bawah Kemenag, Raudhatul Athfal (RA) P5 ditambah dengan "Rahmatan lil'alamin" agar anak-anak menjadi muslim yang taat berjiwa pancasila.

Terdapat 4 tema P5 PAUD yang dapat dipilih oleh sekolah dalam menjalankan Kurikulum Merdeka, yaitu "Aku Sayangi Bumi", "Aku Cinta Indonesia", "Kita Semua Bersaudara", dan "Imajinasi dan Kreativitasku".

Tema yang diambil di sekolah Kakak S kali ini adalah "Aku Cinta Indonesia." Ada berbagai macam kegiatan yang seru dan menyenangkan diadakan di sekolah untuk mengenal budaya Indonesia khususnya di Bali, sebagai tempat tinggal anak-anak saat ini. 

Mereka belajar menyanyikan lagu daerah Bali, mengenal busana adat, mengenal makanan tradisional, belajar memasak makanan tradisional, dan dilanjutkan dengan pawai busana nasional saat perayaan HUT RI ke-78, 17 Agustus 2023.

Pembelajaran "Aku Cinta Indonesia" di PAUD

"Bunda! Tadi aku di sekolah cobain rasa-rasa," kata S.

"Oh ya? Seneng dong?"

"Iya. Tapi aku nggak suka rasa kecut," lanjutnya sambil mengernyit seperti saat mencicipi makanan masam.

"Sukanya yang rasa apa?"

"Yang manis, Bun. Kalau asin sama pedas aku juga nggak suka."

Dalam hati Bunda tersenyum, karena biasanya dia suka makanan gurih juga.

"Oh ya, Bun. Tadi habis belanja bahan makanan, lho. Besok mau masak-masak."

"Wah, besok mau masak apa?"

"Masak makanan Bali, Bun! Klepon sama satunya lupa."

Ia pun tak sabar menunggu sekolah esok hari.

"Tadi jadi masak-masak lho Bund! Bikin makanan Bali. Klepon sama pisang rai." Kakak S semangat bercerita sepulang sekolah esoknya. 

"Wah, seru sekali. Rasanya enak?" 

"Iya. Selesai masak trus dibagi sama Bu Guru. Aku makan semuanya. Temenku lho, ada yang suka pisang. Kalau aku suka."

"MasyaAllah, anak-anak pinter sekali."

Setiap hari ada cerita seru dari sekolah, apalagi tentang budaya daerah dan nasional. Rupanya dia antusias dan senang sekali. Meskipun belum hafal lagu daerah, tapi sering menyanyikannya diselingi cerita serunya bermain "meong-meong" bersama teman-teman.

Karnaval Busana nusantara
Anak-anak B5 bersama Bunda di sekolah usai karnaval

Karnaval Busana Nusantara

Ketika ada informasi TK Kakak S mau ada pawai dengan kostum busana nasional, yang otomatis terbersit dalam benak adalah, "pakai baju adat Bali aja lah, bisa pinjam tetangga," 😂😂

Maklum, ke mana-mana mengandalkan suami, selain yang bisa dijangkau dengan jalan kaki. Bayangin mau hunting baju adat ke salon-salon sudah capek duluan.

Ternyata, S juga pengennya pakai baju Bali, karena di sekolah sedang pembahasan tentang Budaya Bali, mulai dari makanan tradisional, permainan tradisional, baju adat, lagu daerah, dll. 

Akhirnya tanya ke tetangga yang sekolah di TK umum (sekarang anaknya sudah SD di SD Negeri), buat pinjam baju adatnya. Alhamdulillah kebayanya pas, tapi roknya kepanjangan banget. Sama tetangga yang lain ditawarin rok punya anaknya, Alhamdulillah lebih pas.

Nggak mau ribet, konsepnya cuma pakai baju adat Bali, jilbab hitam dikreasikan kepang. Nantinya, di kepangan itu dikasih bunga Jepun yang biasanya berserakan di bawah pohonnya. Udah, gitu aja.

Awalnya S maunya pakai kebaya yang pinjam temannya, tapi warna marun ternyata kurang harmonis dipadu dengan roknya. 

Akhirnya pagi-pagi sambil bersiap, dibujuk lagi buat pakai kebaya yang ada di rumah, kebaya punya Kakak H, dulunya. Untung dia mau tanpa perlu lobi panjang. 

Kakak H bertugas ngambil bunga jepun (kamboja) yang biasanya berjatuhan. Bunda nyiapin Kakak S, H lari nyariin bunga 😂 

Sempat khawatir batal pawai karena tiba-tiba hujan. Alhamdulillah menjelang berangkat ke sekolah sudah reda dan berakhir cerah. 

Selain bunga jepun, rencana untuk hiasan di kepala mau ditambah headpiece bikinan Bul Aruni Hamidah pas nikahan Om Rizki. Tapi dilihat-lihat ko berasa keramean. Akhirnya udahlah, polosan gitu aja udah lumayan. Cuma ditambahin headpiece kecil buat nutupin yang kurang rapi di belakang kepala. 

Ternyata begitu sampai sekolah, yang lain ramai semua 😂. Salsa sih nggak peduli, enjoy aja dia. Emaknya mbatin, tau gitu ta beliin mahkota bunga Jepun. Wkwkwk.

Belum selesai pawai, bunga-bunga di kepang sudah berjatuhan. Selesai pawai, sudah hilang semua, padahal kelas Salsa dapat antrean akhir buat foto. Sampai terkantuk-kantuk dia nungguin. Berhubung masih lama, Bunda pun pulang karena Baby N mulai mengantuk.

"Sa, tadi bunganya jatuh semua, pas difoto nggak pakai bunga?" Kutanya setelah pulang.

"Nggak Bun, nggak apa-apa, Bun. Nggak pakai bunga juga udah cantik, ko. Nggak usah terlalu cantik. Tadi juga dibedakin lagi sama bunda di sekolah," jawabnya selooow.

Emaknya ngakak, kakean overthinking pancen. 😂😂

Maklum, ye. Ini pertama kalinya ikutan heboh pawai anak TK. Waktu kakaknya TK A dulu nggak ada pawai, pas TK B sudah pandemi jadi nggak ada kegiatan.

Nah, adiknya, Baby N,  ikut heboh sejak pagi, dan antusias lihat pawai. Sempat ngambek pas mau foto sama kakaknya tapi sudah diburu-buru Ayah buat segera berangkat. Habis itu sampai siang nggak mau difoto.

Sekarang saya baru paham, kenapa para ibu seringkali terlihat ribet sendiri dan sibuk menyiapkan ini-itu untuk anaknya. Mulai dari nyiapin mau pakai baju adat apa, hunting baju di salon, cari pinjaman, atau beli sendiri, belum lagi urusan di hari H mulai dari persiapan sampai antar/jemput dan sebagainya. Kebahagiaan anak-anak saat mengikuti karnaval memang menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang tua khususnya Bunda yang menyiapkan semuanya. MasyaAllah.

Pasti Bunda-bunda PAUD pun tak kalah sibuknya menyiapkan acara dan ikut mengenakan kostum busana nasional seperti anak-anak. MasyaAllah. Semoga lelahnya menjadi ladang pahala. Aamiin.

Dirgahayu Indonesiaku. 


Semoga bermanfaat,

Salam

3 komentar untuk "Belajar Budaya Daerah Sejak Dini"

  1. Waa seru sekali ya kegiatan Kakak S 😍😍😍. Terimakasih sudah berbagi ya Bund, jadi belajar, biar nanti kalau duo Abqari sekolah akunya engga kaget. Hihi.

    BalasHapus
  2. Ganteng sama cantik-cantik nih siswanya hihi. Selain itu, bagus banget acaranya bisa mengenalkan budaya sejak dini

    BalasHapus