Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wisata Edukasi Turtle Conservation Serangan Bali

wisata edukasi di Bali

Assalamualaikum, Ayah/Bunda

Apa kabar liburannya? Makin seru atau makin jemu? Kalau kami jujur makin jenuh sih. Setelah pekan kemarin gagal main ke tempat edukasi dan konservasi penyu alias Turtle Conservation and Education Center di Pulau Serangan, Denpasar Bali; akhirnya terlaksana juga hari ini saat si Ayah masuk kerja shift malam.

Sebelumnya masih maju-mundur juga, jadi keluar atau tidak. Baru setelah dhuhur kami putuskan untuk berangkat. Begitulah, Ay/Bun. Kadang se-random itu kalau mau bepergian.
Itinerary-nya (halah) masuk Serangan langsung menuju pusat edukasi dan konservasi penyu. Estimasi di sana tak sampai memakan waktu 1 jam. Setelah itu lanjut ke Warung Seafood Pak Syukur buat makan. Setelah makan, lihat kondisi jika memungkinkan akan ke pantai sebentar.

Anak-anak pun antusias ketika diberi tahu akan pergi melihat penyu. Sepanjang jalan mereka penasaran, seperti apa ya penyu yang ada di sana?

Mengamati Penyu di Turtle Conservation and Education Center Pulau Serangan, Denpasar

Begitu sampai di lokasi dan parkir motor, kami menuju loket informasi. Petugas meminta kami untuk mengisi data pengunjung, dan menginfokan jika untuk masuk tidak ada tiket khusus, tapi pengunjung bisa berdonasi. Setelah urusan di bagian informasi selesai, kami didampingi oleh petugas menuju konservasi penyu.

Pertama, kami diarahkan ke kolam besar yaitu kolam perawatan penyu. Penyu yang ada di kolam besar ini adalah penyu yang diselamatkan dari laut. Sebagian patah kakinya karena terkena baling-baling boat, ada yang terkena jeratan jaring nelayan, ada pula beberapa yang terluka akibat jeratan sampah plastik yang tersebar di laut.

Dari kolam besar perawatan, kami melihat tempat penetasan telur penyu. Di sini, telur-telur penyu dikubur di dalam pasir sampai waktunya menetas. Setiap lubang diberi tanda jumlah telur dan tempat pengambilan telurnya. Telur-telur penyu itu diselamatkan dari laut agar tidak dimangsa hewan lain. Setelah telur menetas, anak penyu/tukik dirawat selama beberapa hari sebelum dilepaskan ke laut.

Dari ratusan telur penyu, kurang lebih 70-80% yang akan menetas. Setelah menetas, tukik-tukik itu dibiarkan selama 3 hari sampai 1 minggu supaya bisa beradaptasi siap untuk dilepas kembali. Anak-anak kegirangan melihat tukik-tukik kecil itu bergerak-gerak di dalam kolam. Lucu banget! Nah, di sini anak-anak juga menemukan fakta bahwa penyu akan berdiam diri ketika tidur. Jadi dia seolah mengapung tak bernyawa, tak peduli dengan keriuhan sekitar.

mengamati penyu yang diselamatkan

Setelah puas melihat tukik, pemandu membawa kami kembali melihat penyu yang berhasil diselamatkan dan masih tahap perawatan. Sama seperti di kolam sebelumnya, ada sebagian yang kakinya patah akibat berbagai macam hal yang terjadi di laut, ada pula yang terkena bakteri. Rata-rata, penyu yang tidak mengalami cacat tubuh akan dilepas kembali setelah pulih. Perawatan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 3-4 bulan.

Di tempat pendidikan dan konservasi penyu ini, pengunjung juga bisa membaca informasi mengenai jenis dan persebaran penyu di Indonesia. Tak lupa, ada penekanan tentang alasan kenapa penyu harus dikonservasi.

Memberi Makan Kura-kura

Selain penyu, ternyata ada juga kura-kura yang dipelihara di sana. Nah, pengunjung bisa memberi makan kura-kura. Sayangnya karena hujan turun, anak-anak hanya bisa memberi makan kura-kura dari balik pagar. Jangan tanya bagaimana antusiasnya mereka dengan aktivitas satu ini. Meskipun mereka merasa geli ketika kepala kura-kura mendongak, lalu mulutnya terbuka, dan dengan kuat menarik sayur kangkung.
MasyaAllah, hari yang menyenangkan!

Menunggu Hujan Reda dengan Main Games

Sebenarnya, sejak sebelum berangkat kami sudah memprediksi akan turun hujan. Sayangnya, tak terbayang akan selebat itu, sedangkan kami hanya menggunakan sepeda motor.
Akhirnya kami duduk menunggu hujan reda sembari mengunyah snack yang dibeli dari warung di dekat konservasi. Begitu snack habis, anak-anak kembali beredar tak bisa diam. Bundanya sudah mengantuk parah, akhirnya si Ayah yang mengalah.

Semakin sore, hujan belum kunjung reda, si Kakak sudah semakin bosan. Bunda pun mengajak mereka untuk bermain game online, sekadar mengalihkan perhatian dari hujan yang belum reda dan bosan hanya duduk.

main games online sambil menunggu hujan reda


Si Kakak memilih games Flight Sim. Biar seperti sedang naik pesawat, katanya. Meskipun sudah membaca instruksi, awalnya dia mengalami kesulitan. Setelah berkali-kali mencoba level 1, akhirnya dia makin paham bagaimana cara mengoperasikan games flight sim tersebut.

Bergantian dengan si Kakak S, dia lebih memilih games alphabet. Sejak mau masuk TK B, dia semakin tertarik belajar alfabet. Games Catch That Fish menjadi pilihannya, karena seperti mainan memancing yang sering dilakukan di lapangan bermain. Dia berperan sebagai pemancing yang berada di atas perahu. Huruf yang harus disusun muncul dan dia harus memancing ikan alfabet sesuai dengan kata yang diminta secara berurutan. Seru sih, meskipun agak challenging karena kadang begitu sudah mengincar ikan A, misalnya, ternyata ketika kail diturunkan, yang nyangkut ikan B. Hihi. Di situlah serunya, jadi makin gemes dan tertantang untuk terus bermain sampai kata yang diminta penuh terisi huruf-huruf.



Si Kakak Duo Kurnia masih asyik memainkan games dari plays.org. Website games online ini berisi ratusan jenis kategori games. Kita bisa memilih sesuai dengan minat atau kesukaan anak. Tentu, tetap dalam pengawasan orang tua dan waktunya dibatasi, Ay/Bun.

Hari semakin sore, menjelang pukul 4 hujan belum kunjung reda, sementara konservasi akan segera tutup pukul 16.00 WITA. Kami pun terpaksa menerobos hujan menuju warung seafood untuk mengisi perut sekaligus mencari tempat shalat ashar.

Alhamdulillah, hari yang cukup menyenangkan meskipun beberapa hal terjadi di luar perkiraan. Nggak masalah, itu bagian dari melatih kesabaran dan kesadaran bahwa tak semua hal yang diinginkan atau direncanakan akan berjalan sesuai harapan.

Nah, Ay/Bun yang tinggal di Bali apakah sudah pernah mengunjungi konservasi penyu di Pulau Serangan ini? Buat Ay/Bun yang akan ke Bali, Turtle Conservation and Education Center ini cocok sebagai tempat wisata keluarga dan edukasi. Singkat, tapi menarik dan banyak ilmu yang bisa didapat. Setelah itu, bisa menikmati menu olahan aneka seafood dari warung-warung seafood yang bertebaran di Serangan.

Semoga bermanfaat,

Salam,

Posting Komentar untuk "Wisata Edukasi Turtle Conservation Serangan Bali"