Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proyek Jualan Es Lilin, Aktivitas Liburan Full Faedah

Aktivitas menarik saat liburan anak sekolah SD


Assalamualaikum, Ayah/Bunda

Mau sharing seputar aktivitas liburan untuk anak-anak nih, meskipun waktunya sudah lewat. Semoga bisa bermanfaat nanti saat liburan datang lagi.

Awalnya si Kakak meminta untuk membuat aktivitas seru di liburan sekolahnya. Sebelumnya, kami suka jalan-jalan ke tempat baru yang ramah keluarga. Waktu itu kami belum berencana pergi ke tempat wisata karena malas dengan suasana ramai di tempat tujuan, dan repot masih ada bayi.

Si Kakak pun berkeinginan berjualan sosis bakar seperti yang pernah kami buat saat malam tahun baru. Namun saya mengusulkan membuat sesuatu yang tidak mudah busuk agar bisa dijual dalam waktu lama.

Setelah menimbang berbagai macam hal, diputuskan untuk membuat es lilin karena lebih simpel dan bisa disimpan dalam waktu yang lama. Jika tidak habis terjual pun, masih bisa dinikmati sendiri.

Persiapan Membuat Es Lilin

Kakak H sibuk bertanya resep es lilin kepada Bunda. Dia pun antusias menulis bahan apa saja yang diperlukan. Tak lupa dia meminta izin ke Ayah untuk meminjam uang modal karena uangnya belum mencukupi.

Diputuskan untuk membuat es lilin mangga dan jambu (atau buah lain yang tersedia di toko buah).

Berhubung repot jika harus ikut ke toko semua, jadilah Bunda yang membelikan bahan-bahannya.

Belajar Menentukan Harga dari Harga Total Produksi

Setelah bahan lengkap, kami bareng-bareng membuat jus buah untuk dijadikan es lilin. Mulai dari mengupas buah, memotong, menakar gula dan air, menghaluskan dengan blender, semuanya dilakukan bersama-sama. Setelah itu kami juga bekerja sama memasukkan jus ke dalam plastik es. Seru! Meski tak luput dari "drama -drama" yang pasti ada saat beraktivitas bersama anak-anak.

Setelah semua jus terbungkus plastik es lilin, kami menghitung total es yang akan dibekukan. Si Kakak kembali menghitung sendiri dan menuliskannya di catatan. Setelah itu, saya ajarkan untuk menghitung total biaya yang digunakan dan jumlah es yang dibuat. Sengaja saya hanya menjelaskan bahwa waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mengolah juga sebenarnya perlu dihitung, termasuk biaya listrik untuk blender dan freezer. Namun yang kami hitung hanya biaya total dan jumlah es lilin. Kami putuskan untuk menjual dengan harga 1000/biji, bonus 1 jika membeli 5 ribu (5 ribu/6). 

Belajar Matematika Sederhana saat Menghitung Es dan Transaksi 

Si Kakak pun mulai woro-woro ke teman-temannya, juga membuat tulisan "Jual Es Lilin" dan dipasang di pintu rumah. Setiap saat dia menawarkan es kepada teman-temannya meskipun es baru akan beku keesokan harinya. 

Oh ya, hampir tiap sekian menit dia akan tanya, "kapan esnya beku, Bund?" Begitulah anak-anak.

Esoknya, saat es membeku sempurna, kami mencoba terlebih dahulu. Setelah memastikan rasanya enak dan bisa dijual, si Kakak kembali "iklan".

Dari sini si Kakak belajar menghitung jumlah, uang, uang kembalian, dll. Seringkali dia salah hitung, kebingungan, tapi akhirnya menemukan solusi. 

Ah ya, bagi yang sekolahnya sering mengadakan market day pasti sudah tidak asing dengan aktivitas ini. Sayang, sekolah si Kakak baru mulai aktif offline (semua juga gitu kali ya, karena pandemi) jadi belum pernah merasakan aktivitas market day yang diadakan di sekolah.

Belajar Bersabar dan Menghargai Uang

Setiap saat si Kakak promosi dan minta Bunda untuk membantu promosi. Saya pun menyanggupi dengan catatan dia juga harus belajar untuk memotret sendiri produk yang akan dijual.

Dia sudah sering melihat saya mengambil foto produk. Kali ini pun saya membantu menyiapkan properti sederhana agar dia tidak kebingungan.

Es lilin berwarna merah muda dan kuning itu pun berhasil dia foto dari berbagai angle. 

Berhari-hari dia telaten menjual es, orang-orang di rumah pun harus membayar jika ingin minum es lilin. Setiap hari Kakak mencatat uang yang masuk dan jumlahnya. Saat uangnya telah terkumpul dan melebihi pinjaman modal dari Ayah, semangat untuk berjualan mulai mengendur. Akhirnya, modal dikembalikan ke Ayah dan dia mendapatkan laba sebesar 5 ribu rupiah. Bonus makan es lilin banyak, katanya.

Salah satu pelajaran berharga, bahwa untuk mendapatkan uang kita juga harus melalui proses panjang, tidak "ujuk-ujuk" atau semudah menarik uang di ATM sebagaimana yang dipahami anak-anak.

Well, proyek liburan dengan membuat dan menjual es lilin ini kurang berhasil. Namun banyak hal yang dipelajari anak-anak dan Ayah/Bundanya. Semoga menjadi kenangan yang menyenangkan dan nilai-nilai yang melekat dalam hati mereka.

Kalau si Kakak pengen jualan lagi, jualan apa ya yang simpel tapi menyenangkan?


2 komentar untuk "Proyek Jualan Es Lilin, Aktivitas Liburan Full Faedah"

  1. Es lilin jajanan favorit semasa SD yang sekarang udah jarang ada. Jadi rindu masa sekolah, bakalan laris kalau bisa buat untuk dijual. Wah begini caranya, bisa praktekkin juga nih. Apalagi kalau buat sendiri bahannya aman, terima kasih informasinya!

    BalasHapus
  2. wah .. keren, kecil2 sudah bisa berwirausaha. Tapi emang anak kecil itu suka sekali di libatkan untuk urusan dagang ke teman sekolah. euforianya dapat. Hehe

    BalasHapus