Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aktivitas Meronce untuk Melatih Konsentrasi dan Seni


Assalamu'alaikum, Ayah/Bunda

Bagaimana kabarnya? Semoga tetap waras ya, di tengah gelombang Omicron dan anak-anak kembali menjalani sekolah online atau Pendidikan jarak jauh (PJJ). Saya mau berbagi tentang aktivitas anak-anak meronce menggunakan paket meronce yang saya beli secara online.

meronce berarti menyusun benda atau merangkai benda menjadi satu dengan menggunakan seutas tali atau yang lain. Meronce manik-manik adalah kemampuan menyusun manik-manik menjadi satu dengan menggunakan seutas tali atau benang.

Ketika anak-anak kembali sekolah daring, kita sebagai orang tua memang harus berpikir ekstra agar mereka tetap fokus dan tidak bosan di dalam rumah.

Berbagai cara juga saya lakukan, termasuk aktivitas meronce. Namun apakah selalu berhasil? Tentu saja tidak. Acap kali saya sampai marah-marah karena gagal mengondikasikan mereka.

Saya lihat anak-anak terlalu banyak screen time, sehingga saya biarkan mereka berkreasi semau mereka. Risiko rumah kotor dan berantakan sudah saya pahami. Tetap sih, saya masih sambat kalau rumah berantakan bak kandang ayam. 

Paket DIY Meronce Manik-manik

Saya membeli paket meronce di adamsproject di marketplace warna hijau. Bersamaan dengan saya membeli paket DIY Tie Die T Shirt. Awalnya hanya ingin membeli paket tie dye, tapi tertarik dengan meronce juga. Alhamdulillah saat mengajukan proposal ke ayahnya The Kurnia, beliau mengizinkan untuk membeli sekaligus. Kalau begini, yang senang tak hanya anak-anak, tapi bundanya juga.

Satu paket DIY Meronce berisi 1 box aneka beads/manik-manik kurang lebih jumlahnya 200gram (biasanya ada temanya, ocean, floral, dll), 2 rangka bando (lengkap dengan karet untuk bantalan ujungnya), 1 gulung senar elastis (panjangnya 10 m), 1 bandul/liontin karakter, dan 1 gunting kecil dan kertas berisi tutorial singkat/referensi DIY meronce.

Satu paket rata-rata dijual dengan harga 50 ribu rupiah. 

Seperti biasanya ketika dibelikan sesuatu, anak-anak sangat antusias dan berkali-kali mengucapkan terima kasih. 

Mereka pun tak sabar untuk segera membuat bando dan aneka kreasi manik-manik lainnya.

Anak-anak berkonsentrasi dan belajar sabar dengan meronce

Manfaat Aktivitas Meronce

Saya biarkan si Duo Kurnia membuat kreasinya masing-masing. Namun Kakak S yang usianya masih 4 tahun masih banyak meminta bantuan bundanya. Saya pun mengarahkan dan memberi contoh bagaimana cara membuat pola untuk bando, gelang, dan kalung agar terlihat cantik, tidak sekadar merangkai monte/manik-manik.

Setelah itu, mereka bebas memilih motif dan warna untuk gelang, kalung, dan bandonya. Oh ya, untuk bando, selama karet penahan ujungnya masih ada, bisa berkali-kali diganti hiasannya sesuka hati.

Meronce, meskipun aktivitas sederhana, tapi memiliki banyak manfaat, yaitu:

1. Melatih konsentrasi anak, karena dia akan fokus dengan aktivitasnya selama beberapa saat

2. Melatih ketelitian dan kesabaran, terutama saat membuat pola, dan merangkai manik-manik satu-persatu

3. Melatih kemampuan seni, karena anak membuat pola agar hasil karyanya terlihat estetik

4. Melatih koordinasi tangan dan mata

5. Melatih motorik halus dengan aktivitas mengambil dan memasukkan benda kecil (manik-manik) ke dalam senar/rangka bando

6. Melatih kemampuan lain seperti menghitung, mengenal warna, pola.

7. Menumbuhkan rasa percaya diri dan self esteem anak, saat mereka merasa dirinya mampu membuat sesuatu sendiri dan menggunakannya.

Banyak sekali kan manfaat aktivitas meronce manik-manik yang terlihat sederhana ini? Makanya saya bilang harga sepaket DIY ini sangat worth dengan manfaat dan kebahagiaan anak.

Perhatikan Risiko dan Bahaya Menggunakan Benda Kecil untuk Bermain

"Bund... Adek nggak bisa napas..."

Tiba-tiba anak keduaku yang terbiasa memanggil dirinya "Adek" mondar-mandir gelisah tak lama setelah mengantar kakaknya ke sekolah bersama Ayah. 

"Kenapa, Dek?" responku santai.

"Ini.. ada ini... masuk ke hidung," katanya sambil menunjuk butiran mutiara di paket meroncenya.

Sontak saya dan suami setengah melompat untuk memeriksa hidungnya. Saat kuintip dengan bantuan senter HP, sebutir manik-manik mainan itu masih terlihat, tak terlalu dalam masuk ke lubang hidungnya.

"Sakit nggak, Dek?"

"Nggak," jawabnya 

"Tadi kenapa bisa masuk?" tanyaku sambil menenangkan debaran jantung.

"Tadi Adek mainan, trus gini.." katanya sambil mempraktikkan tangannya memasukkan mainan kecil itu ke hidung.

"Yasudah, segera bawa ke dokter ya, kita siap-siap."

Mungkin karena melihat mimik ayah/bundanya khawatir, anak itu hanya mengangguk dan mengikuti instruksi kami untuk bersiap menuju klinik.

Kakak S ke klinik berdua dengan Ayah, karena akan lebih ribet jika saya juga ikut, ada Baby N yang tidak bisa saya tinggal. Saya terus memantau perkembangan melalui WA, termasuk berkoordinasi bagaimana menjemput Kakak H pulang sekolah jika harus lama di klinik.

Menurut si Ayah, saat tiba di klinik kondisi sangat ramai dan antrean panjang. Ayah pun langsung menuju petugas penyelia yang biasanya stand by di dekat pintu masuk, mengatur orang-orang yang mengambil nomor antrean dan menunggu dipanggil.

Ayah pun langsung "menodong" untuk ke IGD, karena khawatir manik-manik di hidung Kakak S makin masuk. Melihat kondisi ini, mereka diprioritaskan untuk segera ditangani, sehingga antreannya tidak terlalu lama.

Alhamdulillah, manik-maniknya masih cukup mudah diambil oleh dokter karena belum terlalu dalam dan si Adek patuh untuk tidak mengorek/mendorong benda kecil itu selama perjalanan menuju klinik dan antre. 

Sebenarnya, saat membeli paket meronce,saya sudah menyiapkan mental untuk hal seperti ini. Pasalnya, saya paham anak-anak selalu penasaran, serba ingin tahu. Terlebih saya pun beberapa kali mendengar kejadian serupa dialami orang lain. Meskipun tetap saja setengah panik saat mengalami sendiri.

Setelah itu, paket meronce tetap saya biarkan dibuat main anak-anak. Mereka sudah mendapatkan pelajaran berharga (lagi) untuk lebih berhati-hati dan merapikan mainan. Ya tetap sih, besok lusanya kembali berserakan dan perlahan habis terbuang isinya.

Pernah ngalamin kejadian menegangkan kek gini nggak AyBun? bener-bener bikin sport jantung ya? 

Ini memang salah satu risiko/bahaya yang harus diperhatikan oleh orang tua. Sebelumnya saya atau ayahnya mengawasi ketika anak-anak meronce, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Qadarulllah kecolongan justru saat mereka tidak sedang meronce.

Perlu diperhatikan juga kegunaan mainan dan usia aman anak-anak memainkannya. Anak saya yang sudah lebih dari 3 tahun pun mengalami kecelakaan kecil ini. Tak apa, menjadi pelajaran untuk mereka dan kita semua. Bagaimanapun, aktivitas meronce tetap menyenangkan.

Semoga bermanfaat, Aybun!

Salam,

1 komentar untuk "Aktivitas Meronce untuk Melatih Konsentrasi dan Seni"

  1. Wah cantik ronceannya, bagus juga ini bisa melatih keterampilan, ya, apalagi bisa menguntungkan kalau bisa dijual. Mantep, semangar, Mbak!

    BalasHapus