Hamil dan Melahirkan di Tengah Pandemi
Assalamu'alaikum, Ayah/Bunda dan calon Ayah/Bunda.
Satu hal yang tidak pernah saya bayangkan adalah hamil dan melahirkan di tengah pandemi covid-19. Saat memutuskan untuk program hamil (promil) anak ketiga, situasi pandemi mulai menurun, grafiknya menunjukkan penurunan korban. Kami pun optimistis situasi akan semakin terkendali. Siapa sangka jika kemudian muncul varian delta dan kembali mencekam?
Sewaktu mendapati kenyataan saya terlambat datang bulan lalu mencoba untuk tes dan hasilnya positif, senang sekaligus khawatir yang paling kami rasakan. Senang karena kembali diamanahi janin di dalam rahim, yang mana memang kami inginkan. Khawatir pula karena masih dalam masa pandemi.
Kekhawatiran yang Muncul bagi Ibu Hamil dan Menyusui di Masa Pandemi
Saya berbincang dengan bumil dan busui yang sama-sama melahirkan di pandemi ini. Apa yang kami rasakan hampir sama.
- Kami khawatir dengan virus yang menyebar di mana ibu hamil dan anak-anak termasuk kelompok yang rentan terkena virus
- Memikirkan bagaimana saat proses persalinan terutama jika RS yang dituju menjadi RS rujukan covid
- Biaya tambahan yang dikeluarkan untuk persalinan karena aturan harus test PCR/antigen (tergantung kebijakan RS masing-masing)
- Pembatasan orang yang menemani selama di RS
- Kesehatan ibu dan bayi setelah persalinan dan kembali ke rumah
- Berita covid-19 yang makin mengkhawatirkan
- Dan berbagai kondisi yang berbeda tiap orang tapi sama-sama menimbulkan rasa tidak nyaman di hati ibu hamil.
Sementara bumil dan busui disarankan untuk relaks dan tidak stres sehingga bayi dan ibu sehat dan nyaman. Bagaimana lagi? Benar-benar tidak bisa untuk tidak memikirkannya meskipun sedikit.
Solusi Mengatasi Kekhawatiran
Ini berdasarkan pengalaman saya, ya, Ayah/Bunda. Juga pengalaman beberapa teman yang hamil dan melahirkan di saat pandemi masih enggan beranjak dari bumi. Beberapa cara yang kami lakukan untuk menghadapi hamil dan melahirkan yang “tidak biasa” dan bisa dibilang lebih risky dibanding saat kondisi normal.
1. Batasi membaca berita seputar covid-19. Hanya update informasi dari sumber terpercaya agar tidak termakan hoax dan membuat kekhawatiran makin meningkat. Saat ini, kabar burung mudah sekali menyebar dengan brutal. Jika masih menyimak berita dari kanal-kanal berita yang tidak kredibel, bisa-bisa malah termakan hoaks dan menimbulkan penyakit lain.
2. Membatasi diri dari berinteraksi dengan orang-orang yang sangat percaya hoaks, mudah terkecoh hoaks, tetapi tidak mau diberi masukan (baca: bebal). Alasannya hampir sama dengan poin pertama, agar kesehatan mental ibu hamil dan menyusui lebih terjaga. Cari aman saja lah, Bund, dibanding adu mulut atau debat kusir sama para covidiot. Saya pernah mangalami, bertemu dengan sepasang suami/istri covidiot yang merasa benar dengan anggapannya sendiri dan berita “katanya”. Duh, bikin pusing habis ketemu mereka.
3. Melakukan kegiatan yang menyenangkan agar sehat jiwa raga dan terhindar dari stres. Jika punya hobi atau aktivitas menarik di rumah, digeluti supaya nyaman, senang, dan bumil/busui pun makin sehat jiwa raga. Kalau saya sukanya selain nulis adalah mencoba resep baru yang simpel dan bahan-bahannya mudah didapat. Ketika suami dan anak bilang enak lalu menikmati makanan yang kita buat, rasanya bahagia sekali.
4. Mengonsumsi makanan sehat agar ibu dan janin sehat dan tercukupi nutrisinya (meskipun saya sering cheating terutama saat tidak bisa masak dan pilihan makanan untuk dibeli pun tak banyak variasi)
5. Meningkatkan keterampilan/ilmu perawatan bayi dan laktasi. Ini penting banget nih, Bund. Soalnya meskipun bukan hamil anak pertama, kita juga perlu mengulang ilmu perawatan bayi, seputar ASI, menggendong, dll. Selain karena biasanya sudah lupa, banyak juga ilmu yang sudah berkembang mengkuti perkembangan zaman atau ditemukan metode baru yang lebih sesuai.
6. Menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya dari fasilitas kesehatan (faskes) yang dituju untuk persalinan. Informasi di sini berkaitan dengan biaya, dokter, persyaratan untuk persalinan di masa pandemi, syarat bagi suami/keluarga yang akan menemani di RS, aturan bezuk RS di masa pandemi, dll.
7. Segera lakukan vaksinasi Covid-19 ketika ada kesempatan dan jika belum melakukan vaksinasi, atau disarankan oleh dokter untuk melakukan booster vaksinasi.
8. Lakukan senam hamil secara rutin. Selain menyiapkan fisik untuk persalinan, senam hamil juga bermanfaat bagi kesehatan ibu dan janin selama hamil.
9. Bagi ibu menyusui, tidak ada pantangan makanan asal jangan berlebihan, dan pilihlah makanan yang kaya nutrisi
10. Memilih untuk belanja perlengkapan ibu dan bayi secara online, untuk meminimalisir bertemu banyak orang dan harganya pun cenderung lebih murah
Kehamilan adalah hak prerogatif Allah, sehingga ketika diberikan anugerah untuk hamil di masa pandemi, maka tugas kita adalah menjaga sebaik-baiknya. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan terhindar dari virus yang berbahaya. Aamiin.
Semoga bermanfaat,
Salam,
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,