Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waspada! Penipuan Berkedok Kontes Foto Anak di Mesdos

Waspada penipuan kontes foto di media sosial
Source: Pixabay


Assalamu’alaikum, Ayah-Bunda.
Di antara kita mungkin sering tiba-tiba mendapat direct message/DM di akun instagram/IG dari para mama yang mengikutkan anaknya dalam kontes foto. Ya, di platform media sosial berbasis foto tersebut rupanya masih marak kontes foto terutama bayi dan anak.
Sebenarnya sah-sah saja mengikuti segala kontes di media sosial manapun, karena itu adalah hak setiap penggunanya. Namun, meskipun semuanya bebas bukan berarti tanpa aturan. Salah-salah kita sendiri yang mengalami kerugian.

Sebelum melanjutkan, saya berikan disclaimer dulu, BAHWA TIDAK SEMUA KONTES FOTO TERINDIKASI PENIPUAN, HANYA SAJA KITA PERLU JELI DAN BERHATI-HATI SEBELUM MENGIKUTI. Kenapa saya katakan demikian? Karena saya pernah mengalaminya beberapa tahun yang lalu.

Pengalaman Buruk Mengikuti Kontes Foto Bayi di Instagram

Tahun 2014, saya baru saja membuka akun instagram. Waktu itu masih belum terbiasa dan belum memahami bagaimana cara kerja media sosial yang menurut saya masih baru tersebut. Tepatnya bukan IG masih baru, hanya saja saya baru mengenalnya setelah memiliki tablet dan banyak teman yang berjualan via IG.
Saat itu saya belum memiliki akun khusus berjualan, sehingga satu akun saya jadikan sebagai akun pribadi untuk share foto sekaligus untuk jualan perlengkapan bayi dan busana muslim.
Suatu saat saya upload foto si Kakak yang sedang lucu-lucunya. Pipinya tembem, senyumnya ceria, dan lengkap dengan hijabnya yang membuat wajah bulatnya makin menggemaskan.
“Halo, Kakak! Cantik sekali dedeknya. Yuk, ikut kontes dengan tema ‘baby hijaber’ di akun kami.”
Begitulah bunyi DM (atau komen, saya lupa tepatnya) yang masuk ke akun saya. Sebagai pengguna baru IG, saya merasa GR mendapat DM tawaran seperti itu. Langsung saya kepo akun tersebut dan segera memulai mengumpulkan foto si Kecil setelah membaca syarat dan ketentuannya.
Beberapa poin yang tertulis dalam persyaratan kontes foto tersebut adalah: Gratis biaya pendaftaran, Wajib membayar biaya ‘pendaftaran’ di akhir JIKA tercatat sebagai pemenang, dan jika mangkir ketika sudah menjadi pemenang maka akan di-blacklist.
Saya yang hanya berbekal iseng semata, berani mendaftar sambil berpikir, ‘alah belum tentu menang juga... mumpung gratis biaya registrasinya.’
Saya upload foto anak sesuai ketentuan, dan hampir tidak pernah melihat-lihat lagi akun tersebut. Oh ya, di akun tersebut isinya kontes foto anak mulai dari kontes bayi perempuan, baby hijaber,  kontes bayi laki-laki, sampai kontes dengan tema yang terkesan mengada-ada. Sayangnya saat itu saya tidak menyadari sampai sejauh ini.

Pengalaman ditipu saat mengikuti kontes foto di IG
ilustrasi: pixabay

Tiba saat pengumuman, saya kaget mendapat notifikasi di-tag dan di-mention oleh akun penyelenggara lomba. Ternyata foto si Kakak mendapat juara harapan 2. Sejujurnya saya sangat tidak mengharapkan menjadi pemenang, karena artinya saya harus mengeluarkan uang untuk biaya pendaftaran sebagaimana ketentuan di awal. Apalagi, masih baru di IG, dan takut dengan kata ‘blacklist’. Mungkin jika mengalami hal itu di masa sekarang, mudah saja jika di-blacklist, blokir saja akunnya. Mueheheh *ketawajahat.
Saya menangis sesenggukan di depan suami, karena saat itu sedang tidak punya uang. Aih, saya ralat: punya uang tetapi pendapatan kami sedang tidak stabil sehingga pengeluaran-pengeluaran yang tidak penting harus kami pangkas. Apalagi urusan lomba nggak jelas di IG seperti itu.
Saya sudah berencana mau mangkir, namun masih takut di-blacklist. Sedangkan suami justru mengatakan untuk membayar saja, karena ketika ikut kontes artinya saya sudah menyetujui semua ketentuan lomba. Jika akhirnya menjadi pemenang dan tidak mau membayar, maka saya akan berdosa karena mengkhianati perjanjian tak tertulis tersebut.
Alhamdulillah, kurang lebih sebesar 125 ribu saya bayarkan. Jumlah tersebut untuk membayar biaya registrasi, pengganti hadiah, dan biaya kirim sampai alamat saya. Fyuuh... uangnya mungkin bagi sebagian orang tak ada artinya, tapi bagi kami sungguh sangat berarti. Bagi saya yang hanya reseller online, untuk mendapatkan sejumlah itu paling tidak harus menjual 10 gamis.
Setelah urusan pembayaran selesai dan saya mulai cooling down dengan ‘tragedi’ tersebut, saya pun mengamati kembali gambar-gambar para pemenang dan peserta lomba melalui hashtag yang dipakai sebagai penanda kepesertaan.
Rupanya SELURUH PESERTA MENJADI PEMENANG! Poin inilah yang makin meyakinkan saya bahwa saya telah ditipu mentah-mentah oleh penyelenggara.
Apakah hadiahnya sampai di tangan? Ya! Sampai. Setelah beberapa lama dan berkali-kali saya tanyakan perihal kapan hadiahnya dikirim. Jangan harap isinya adalah barang-barang berkualitas.

Ada 1 piala yang belum dirakit untuk memudahkan pengiriman, 1 piagam yang telah dilaminasi, 1 lunchbox berbahan plastik tipis dan tidak cocok untuk wadah makanan, botol minum yang bahannya tak jauh beda dengan lunchbox, dan tas lunchbox yang biasa digunakan sebagai goodiebag saat perayaan ulang tahun. Jika dikalkulasikan, biaya pembuatan piala dan printilannya ini tidak memakan biaya yang banyak.
Melihat piala terpajang di atas lemari, rasanya bukan bangga tapi malah malu, karena semacam ‘beli piala’ kontes foto untuk anak. Jadinya piala itu saya biarkan tak terawat dan tetap di atas lemari, bukan di tempat semestinya.
Kejadian tersebut saya jadikan sebagai pengalaman berharga dan cukuplah sekali mengalaminya. Semoga penyelenggara kontes tak lagi melakukan penipuan terselubung seperti itu.
Sekali lagi, ini memang bukan penipuan langsung, hanya penipuan terselubung. Namun jika dibiarkan terus-terusan pastinya akan merugikan banyak pihak.
Untuk para Bunda terutama yang sedang mengalami masa euforia dan amazed dengan perkembangan anak pertamanya, tentunya boleh dan bebas mau mengembangkan bakat dan potensi anak dalam bidang apapun termasuk kontes foto. Hanya saya, pastikan bahwa penyelenggara tidak terindikasi penipu.

Tips terhindar dari penipuan kontes foto
ilustrasi: pixabay

Beberapa Tips Supaya Terhindar dari Penipuan Terselubung Kontes Foto

  1. Ikuti kontes foto hanya dari brand yang sudah bonafid atau penyelenggara yang kredibel
  2. Ikuti kontes foto tanpa biaya sama sekali. Jika ada persyaratan dengan biaya pendaftaran sebaiknya dihindari. Logikanya, kita mengikuti lomba dengan tujuan mendapatkan hadiah, kenapa harus repot-repot membayar biaya pendaftaran? Meskipun ada lomba-lomba berbayar seperti lomba fotografi on the spot, karena biaya pendaftaran digunakan untuk membayar venue, model, lunch, dll. Intinya kita bisa melihat mana lomba berbayar yang betulan atau hanya modus.
  3. Telusuri sepak terjangnya melalui review dari peserta atau komentar yang ada
  4. Telusuri bagaimana sistem pemenangnya. Jika semua peserta menang dan ada syarat harus membayar, sebaiknya hindari.
  5. Perhatikan apakah kriteria pemenangnya wajar atau terkesan mengada-ada, misalnya ‘pemenang kontes foto dengan senyum termanis’, atau ‘pemenang kontes foto kategori rambut paling rapi’ dll
  6. Cari informasi selengkapnya sampai yakin bahwa kontes tersebut bukan modus penipuan

Tips di atas kurang lebih berdasarkan pengalaman saya dan hasil ngobrol dengan teman-teman yang pernah mengalami penipuan serupa. Sekali lagi, tidak semua kontes foto adalah modus penipuan. Seorang teman yang memiliki brand gamis anak pernah mengadakan kontes foto untuk pelanggan loyalnya. Sesuai dengan janjinya, pemenang dijadikan sebagai brand ambassador dan selama 1 tahun mendapat kiriman gamis model terbaru produksinya. Menarik, bukan?
Kewaspadaan ini sebenarnya harus kita terapkan juga sebelum mengikuti lomba apapun, sehingga bisa menghindar sebelum tertipu. Tak hanya itu, kita juga harus hati-hati mengunggah foto anak di media sosial karena bisa saja disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab. 
Semoga bermanfaat,
Salam,

19 komentar untuk "Waspada! Penipuan Berkedok Kontes Foto Anak di Mesdos"

  1. Ngeri ya mbak. Aku pernah ingin ikutan tapi untungnya gajadi karena harus bayar dulu. Ternyata memang berbayar gaje gini harus ati2 ya

    BalasHapus
  2. Aku nggak pernah ikut kontes bayi anak gini. Karena kurang sreg kasih foto anak ke orang tak dikenal hehehe, posting wajah anak di medsos aja jarang, kecuali ramai-ramai

    BalasHapus
  3. Belum pernah ikutan Mbak, karena nggak ada info dan waktu anak saya bayi belum punya sosmed.

    Heran ya mbak, ada aja sisi kreatif seseorang yang negatif gini, mau dapat uang tapi caranya nggak baik.

    Semoga kita makin cermat untuk ke depannya dan tidak terulang lagi untuk semua orang aamiin :)

    BalasHapus
  4. Nah iya..kontes2 /lomba2 yg berbayar gini memang harus diwaspadai ya. Thx remindernys, Rin..

    BalasHapus
  5. Wah, aku juga pernah nih di message di FB ikut lomba bayi. Tp Krn do pas punya baby jarang aktif di FB jd ya lewat aja tuh. Iya klu lomba brarti free g ada pungutan y mb. Mksh sharing nya mb

    BalasHapus
  6. Belum pernah ikutan juga. Lha mau dapat hadiah kok disuruh mbayar hehe.. Lagian kalo cuma pengen piagam, ngeprint sendiri juga bisa hehee

    BalasHapus
  7. Baru ngeh dengan modus seperti itu Mba, bbrp kali ditawari juga tapi kuabaikan. ..Dasarnya emang klo mau posting foto anak kudu diacc sama pak suami, apalagi foto si bayik... Alot hehhe. . Setelah dibikin blogpost gini mudah2an makin banyak yg aware yaa

    BalasHapus
  8. Masa ada biaya ganti hadiah? Sama aja kita beli sendiri yah. Thanks for sharing ya say sekarang jadi tau ada penipuan model begini buat warning buat emak2 lain termasuk aku

    BalasHapus
  9. aku juga pernah di DM via IG mbak, trus photo anakku di up di feed akun tersebut mbak. padahal aku sama sekali gak pernah ikut serta atau pun ngasih hastag, hmemang harus lebih waspada mb,, ngeri banget mbak kalo sampek sampek maksa sampek minta no.hp gitu mbak..

    BalasHapus
  10. Modus penipuan ternyata banyak juga ya, ini aku malah baru tahu model biaya pendaftaran kalo menang. Semoga bisa dijadikan pengingat untuk pembaca adi blog ini ya Rin

    BalasHapus
  11. Walah, membaca tulisanmu aku merasa mbak, jika pada saat sulit uang segitu berarti banget. Kayak sekarang juga aku iseng sign up untuk aplikasi tertentu yang free trial. Eh ditagih, nyeselnya ampun

    BalasHapus
  12. Oalah ra sopan banget tuh penyelenggara lombanya. Mencari keuntungan dari selisih pembuatan hadiah yang ternyata hanya segitu doang. Duh duuhh... yang model-model gini moga-moga ga ada lagi yaaa...

    BalasHapus
  13. Saya pernah ikut. Setelah berapa hari kemudian dikabarkan menang juara dua. Terus dia minta uang 100 ribu lewat transfer saya ragu dong jdi saya abaikan. Sampai sekarang dia ngechat kayak marah marah gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sma ka aku jga dia mrah2 trus fto anak d ss mw d blaclis salahnya saya uda kash alamat jd skrng sya bingung karna dia bilang sya penipu

      Hapus
  14. Pengalaman nya sama persis kaya sama , cuma saya blm sempet tf malah di katain kasar.

    BalasHapus
  15. menurut saya tergantung dari sudut pandang sih bund.

    menurut saya itu bukan nipu tapi Strategi marketing mereka.

    saya juga pernah ikut . tapi Alhamdulillah hadiah nya banyak ,
    tidak cuma piala dan piagam

    ada piala,piagam, souvernir2. total 5 hingga 6 item kalau tidak salah.

    jadi saran saya sih. tanyakan dulu hadiah apa aja yang didapatkan.

    dan kembali lagi kesudut pandang masing-masing. karena saya pikir ikut kontes di mall pun juga bayar.

    tap yang terpenting saya bandingkan hadiah2nya.

    BalasHapus
  16. Telat saya baca ini, baru saja ikutan kontes foto anak saya dan sama persis seperti yg diceritakan, dapat juara harapan 1 dan disuruh bayar, saya mau bayar daftarnya saja ga ambil hadiahnya tapi tapi disuruh melengkapi data dan totalan yg hrs dibayar

    BalasHapus
  17. Wah persis pengalaman saya kemarin, ternyata penipuan berkedok seperti ini masih ada ya,
    Alhamdulillah saya terselamatkan berkat share ke WA teman dan diingatkan ..
    Untung ndak saya transfer, dan menang di WA terus jadi saya blok aja ..soalnya diakhir kata2 nya kayak pemaksaan gitu..
    Waspada ya bunda2 lebih smart lagi kalo ikut lomba2

    BalasHapus