Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Stay Healthy and Happy to Fight Coronaviruses



Assalamu'alaikum, Ayah-Bunda.
Saat ini dunia sedang berduka karena mewabahnya virus korona (Novel coronavirus covid-19). Masing-masing kita tentu makin waspada setelah beberapa negara melakukan rekayasa lockdown untuk menghentikan penyebaran virus. Dua hari kemarin, negara jiran juga telah melakukan skenario yang sama setelah terjadi penyebaran virus besar-besaran pasca tabligh akbar.
Bagaimana dengan negara kita? Saya yakin pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah meluasnya penyebaran virus. Meskipun terkesan responnya cukup lambat sementara korban semakin meningkat.

Seperti yang disampaikan oleh ahli kesehatan, tubuh yang terinfeksi koronavirus akan melakukan mekanisme alami penyembuhan diri. Sehingga, upaya untuk menangkal Covid-19 adalah dengan meningkatkan imunitas tubuh dan melakukan berbagai upaya pencegahan tersebarnya virus.
Mencuci tangan dengan sabun, social distancing (perenggangan sosial) dengan menjaga jarak dan menghindari keramaian, menggunakan masker, hindari menyentuh wajah saat tangan kotor, dll adalah upaya-upaya pencegahan virus yang pastinya telah kita hafal.
Anak-anak sekolah dan kegiatan perkantoran yang memungkinkan dilakukan di rumah pun telah mulai diberlakukan sejak tanggal 16 Maret kemarin lusa. Namun suami saya tidak termasuk yang mendapat kebijakan work from home (WFH). Ya gimana mau WFH wong kerjanya di bandara, hehe.
Inilah yang membuat saya makin waswas, anak-anak dan saya si rumah, menjaga untuk sebisa mungkin tidak kontak dengan orang lain (meskipun sulit untuk anak-anak, karena teman sebayanya main di luar), sementara ayahnya tetap bekerja di tempat rawan.
Oleh karena itu, saya makin terpacu untuk menerapkan pola hidup sehat bersama keluarga. Sebenarnya sejak sebelum suami sakit typhus tempo hari kami sudah berusaha untuk rajin workout, tapi makin lama makin kendur.
Serasa ditampar saat suami sakit dan akhirnya semangat untuk memulai pola hidup sehat kembali.
Beberapa hal yang kami lakukan masih yang standar sih, tapi tak apa ya saya share di sini.

1. Perbanyak Minum Air Putih
Saat kondisi Kota Denpasar panas menyengat, minum air putih sebanyak 2 liter rasanya kurang. Namun saat mendung kadang saya lupa minum air putih. Solusinya, saya melakukan beberapa cara supaya kebutuhan cairan terutama air putih minimal 2 liter/hari terpenuhi.
- Menyediakan botol ukuran 1 liter di rumah. Jika akan membuka laptop, membaca buku, dll usahakan menyediakan air di botol 1lt tersebut dan meletakkannya di dekat kita beraktivitas. Nggak ada lagi alasan mau minum tapi males bangkit ambil air
- Punya botol ukuran 500ml. Botol ini gunanya untuk diisi air saat akan berpergian. Mau ke sekolah, ngaji, atau ke tempat lain selalu bawa air minum sendiri. Selain mengurangi sampah botol plastik kemasan air minum, cara ini juga membantu terhindar dari dehidrasi.
- Sediakan gelas besar di rumah. Sengaja saya beli gelas ukuran 400ml untuk saya dan suami (kadang dipakai anak-anak juga karena bahannya plastik). Dengan gelas ini, saya berusaha sekali minum minimal setengah gelas, bahkan sering segelas penuh supaya kalau saya lupa minum, masih ada simpanan air.
Diantara kami, yang paling banyak minum air putih justru si Kecil Salsa. Jika saya ajak ke sekolah kakaknya, tak sampai 3 jam sudah menghabiskan air 500ml. Sayangnya gara-gara ini, intensitas buang airnya jadi tinggi.

2. Perbanyak Makan Sayur dan Buah
Alhamdulillah urusan makan sayur dan buah tak ada masalah karena kami terbiasa makan sayur sejak kecil. Anak-anak pun suka buah terutama jeruk dan pir. Kendalanya sih cuma satu, kadang lupa nyetok buah karena harus ke supermarket. Buah yang tersedia di warung dekat rumah seringnya yang nggak disukai anak-anak.
 
Ilustrasi. sumber: Pixabay
3. Konsumsi Suplemen
Kami hampir tak pernah mengonsumsi suplemen hasil pabrikan kecuali kepepet. Yang biasa dikonsumsi adalah madu, lemon, dan jahe.
Andalan banget sih 3 komponen itu. Sayangnya akhir-akhir ini setelah corona merebak, harga empon-empon termasuk jahe dan lemon makin melonjak, keberadaannya di warung makin jarang.
Biasanya saya buat minuman hangat madu,  jahe+madu, madu+lemon, atau potongan lemon untuk ditambahkan ke dalam segelas teh hangat. Aroma lemonnya bikin mood jadi baik, rasa teh juga jadi makin nikmat. Alhamdulillah, badan terasa lebih segar jika rutin mengonsumsi suplemen ini.

4. Workout
Dulu, saya selalu mengandalkan jalan kaki sebagai usaha workout terutama ketika tidak ada kesempatan lain untuk jogging atau senam. Sayangnya, sejak 'dipaksa' berani mengendarai motor lagi, kesempatan untuk jalan kaki menjadi semakin sempit. Jadilah saya sering mencari alasan untuk jalan kaki misalnya ke warung terdekat, atau ke sekolah si Kakak.
Pekan kemarin sudah merencanakan akan mulai jogging di lapangan Renon lagi, sayang keburu ada kebijakan social distancing sehingga rencana itu batal. Sebagai gantinya, akan mencoba senam di dalam rumah. Semoga terlaksana. aamiin.

5. Jaga Kewarasan Diri Sendiri
Saya setuju sekali dengan bahasan grup Gandjel Rel beberapa waktu yang lalu, tentang pentingnya bahagia untuk menunjang kesehatan fisik kita. Yup! Kesehatan mental itu sangat penting. Suami saya juga sering mengingatkan bahwa mood seorang ibu di dalam rumah itu paling vital. Kalau si ibu bahagia, anggota keluarga yang lain akan tertular bahagianya. Jika si ibu stress, yang lain pun akan merasakan dampaknya karena biasanya omelannya melebihi panjangnya gerbong kereta api dan melaju bisa dari pagi sampai pagi lagi. Ups. Kidding! Intinya kunci keluarga bahagia itu adalah ibu yang bahagia.
Mengasuh 2 anak dalam fase berbeda ternyata bukan hal yang mudah. Saat si Adik sedang tidur, tiba-tiba si Kakak membangunkan adiknya, ngajak main. Tetapi begitu si Adik sudah terjaga, si Kakak ‘kabur’ main bersama temannya. Sementara bundanya sebenarnya ingin menyelesaikan pekerjaan rumah saat si Kecil tidur. Kalau sudah begini, pekerjaan rumah makin menumpuk, bunda pun makin stres karena kegiatan lainnya juga tertunda. Aaaaargh! Rasanya ingin ‘makan orang’ kalau sudah begini.
Jadi, ketika ada kesempatan untuk me time meski sejenak, manfaatkan sebaik-baiknya supaya segala macam stres, badmood endebrebre itu menguap. Jangan lupa juga untuk istirahat yang cukup dan menjauhkan diri-sendiri dari para toxic people supaya tak makin meningkatkan kadar energi negatif.  

6. Berdoa
Terakhir, hal yang utama setelah segala bentuk ikhtiar kita adalah tawakkal, pasrah dan berserah diri pada Allah. Allah lah yang menciptakan penyakit juga yang menyembuhkan. Maka setelah melakukan berbagai ikhtiar hidup bersih dan sehat, tak lupa juga untuk memohon kesehatan dan perlindungan dari penyakit kepada-Nya.
Ini berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari, tentunya. Bukan hanya saat mengalami pandemi seperti saat ini.
Well, itu dia sedikit tips sehat sederhana ala keluarga saya. Semoga bisa bermanfaat dan tentunya masih banyak cara lain yang bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Semoga pembaca dan keluarga senantiasa diberi kesehatan dan umur panjang. Aamiin...
Stay safe, healthy, and happy!
Salam,

2 komentar untuk "Stay Healthy and Happy to Fight Coronaviruses"

  1. Terima kasih bunda Arina untuk 6 tips ini. Memang benar, kita perlu melawan penyakit ini. Tips ke enam adalah yang paling dahsyat menurut saya.

    BalasHapus