Mengenal Profesi Tukang Pos di Kantor Pos Wilayah Bali

Daftar Isi

Aku tukang pos rajin sekali
Surat kubawa naik sepeda
Siapa saja aku datangi
Miskin dan kaya
Kring! Kring! Pos!

Syair lagu gubahan dengan nada 'Nenek moyangku seorang pelaut' ini tak henti didendangkan Kakak Hasna. Selama perjalanan di atas mobil taksi online, dia membuat Bunda dan bapak driver tekikik geli.

Itu karena Hasna baru saja pulang outing ke kantor pos wilayah Bali yang terletak di Jalan Puputan, Renon.
Di jalan tersebut memang berderet kantor wilayah berbagai kementerian dan instansi, termasuk kantor pos.
Outing kali ini berkaitan dengan materi di sekolah tentang PEKERJAAN DAN ALAT-ALAT KOMUNIKASI. Seperti biasa, setelah tema selesai, sekolah mengadakan outing bersama kelas A dan B.
Sewaktu mendapat undangan outing, bunda sempat galau karena outing ke 4 ini juga bertepatan dengan jadwal shift pagi Ayah. Artinya, Ayah tidak bisa mengantar sehingga bunda dan anak-anak harus pergi dengan memesan taksi online. Kebayang rempongnya kan? Hihi. Alhamdulillah.. Dinikmati saja.

Pagi itu, Denpasar mendung, sejak sore hari hujan deras dan sesekali reda berganti gerimis. Rencananya, pagi-pagi setelah Ayah berangkat, Bunda dan anak-anak berjalan kaki sampai jalan raya untuk beli snack dan memesan taksi online di sana. Rupanya, begitu semua siap hujan malah makin deras.

Gambling, mencoba pesan roti lewat G*food untuk Salsa dan bekal Kakak, alhamdulillah ada driver yang mau ambil orderan saya. Akhirnya berangkatnya pun terlambat karena harus menunggu pesanan datang. Belum lagi kami juga menunggu taksi, yang cukup kesulitan masuk gang menuju tempat tinggal kami.

Alhamdulillah, perjalanan lancar. Kota Denpasar cukup lengang sehingga tidak macet. Sampai di kantor pos pusat Wilayah Bali, anak-anak dan orang tua telah ramai berkumpul. Suasana tak ubahnya dengungan lebah berkerumun mencari bunga. 

Hanya 5 menit setelah kami tiba, Bunda-bunda guru mengomando anak-anak untuk menyiapkan surat yang akan dikirimkan dan berkumpul karena acara akan segera dimulai.
Hasna sigap mengambil surat dari tasnya, lalu bersama teman-teman saling memamerkan suratnya. Para Bunda dan Ayah yang mengantar hanya tersenyum simpul dari pinggir sembari saling mengbadikan tingkah anak-anak.


Rupanya anak-anak dibawa ke aula di lantai 2, sementara para pendamping tidak diperkenankan mengikuti. Kami menunggu di ruang tunggu kantor pos sambil wefie sana-sini. Beruntung ada beberapa Bunda yang anaknya belum bisa ditinggal. Beliau selalu update informasi dari aula dan membaginya ke grup whatsapp kelas.

Di sana, anak-anak mendapat penjelasan tentang profesi Pak Pos yang mengantarkan surat dan alamat ke alamat penerima. Juga tentang profesi lain dalam ruang lingkup kantor pos. 
Selain itu, anak-anak juga diajak mengenal perangko dan materai serta alat kelengkapan pos lainnya.

Tentu, yang paling utama juga, anak-anak belajar bahwa surat adalah salah satu alat komunikasi. Meskipun surat mulai jarang digunakan karena orang beralih ke surat elektronik, sesekali kita juga masih membutuhkan jasa Pak Pos.

Kegiatan paling seru saat anak-anak bersama menyanyikan lagu 'Tukang Pos'. Setelah itu, masing-masing menempelkan perangko dengan lem dipandu bunda kelas masing-masing. Senang sekali melihat mereka antusias mengikuti setiap kegiatannya.


Nah, setelah perangko tertempel di surat yang dibawa anak-anak, mereka berbaris rapi menyerahkan suratnya ke petugas pos.
Asyiiik! Ini pengalaman Kakak mengirimkan surat bersama teman-temannya. Meskipun si Kakak sudah beberapa kali mengikuti Ayah ke kantor pos atau ke ekspedisi lainnya untuk mengirim paket, dia tetap antusias.

Nah, kira-kira Kakak kirim surat ke mana ya?
Ini dia...! Kakak Hasna kirim surat untuk Mbah kakung dan Mbah Uti di Semarang.
Sehari sebelum outing, Kakak sedang demen main ke tempat tetangga, usi temannya sama degan Kakak dan di sana ada kolam tiup untuk main air. Jadilah sesorean mereka main air.
Baru ba'da maghrib Kakak mau dibujuk untuk menulis surat buah Mbah. Itu pun ala kadarnya, hanya menggambar dan menirukan tulisan Bunda, tapi hasilnya belum rapi. Lumayanlah, ada yang bisa dimasukin amplop. Hihi.


Waktu itu Bunda buat plan B, jika Kakak tidak mau nulis surat, Bunda mau bikinin alamat ke rumah aja, surat palsu untuk Bunda. Hehe.
Semoga outingnya berkesan, ya Kak. Lain kali kita jalan dan main-main (baca: belajar) lagi ya..

Semoga bermaanfaaat, 

Salam,


Posting Komentar

Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Intellifluence Logo Link Banner