Dengan Izin Allah, Saya Berhasil Melalui Persalinan VBAC (Part 2)

Daftar Isi

36 Weeks Pregnancy
Kembali bertemu dengan dokter, masih diberi vitamin yang sama. Alhamdulillah BBJ masih sama, 2.75kg. Semacam bahagia mendengar perkembangan ini, yang artinya diet saya berhasil 😍
Tiba-tiba dokter menyodorkan lembar rujukan untuk tes darah ke laboratorium. Hm..  Bismillah, semoga hasilnya semuanya baik. Aamiin...
Sore itu juga, kami kembali ke RS untuk cek lab. Untungnya lab selalu buka 24 jam jadi bisa ke sana kapan saja.
Dan hari itu kami harus mengeluarkan uang hampir 1 juta untuk kontrol dokter dan test lab. Belum lagi untuk ganjal perut, yang tak bisa semaunya asal comot makanan di kantin. Bismillah, semua demi ikhtiar melahirkan normal (pervaginam).

Rabu, 24 Oktober
Due date kelahiran bayi masih tanggal 29 Oktober, namun sejak Rabu pagi rasanya kepala si kecil sudah mendesak perut bagian bawah seperti telah siap untuk segera keluar. Perut pun mulai kencang, sesekali kontraksi palsu.
Saya pun memeriksa lagi 2 tas yang sudah saya siapkan sejak pertengahan Oktober. Saya cek lagi perlengkapan yang masih kurang, tak lupa memasukkan sedikit kurma ajwa untuk persediaan makanan selagi masa kontraksi (dan untuk tahnik tapi malah terlupa).
Rabu sore, menjelang shalat ashar tetiba keluar lendir berdarah dan jumlahnya cukup banyak, tidak seperti keputihan. Kontraksi masih berjarak lama sehingga saya masih stay cool di rumah.
Masih ada beberapa pekerjaan terkait blog yang belum kuselesaikan, maka sore itu juga berusaha untuk merampungkan. Feeling kuat mengatakan dedek bayi di perut sudah ingin bertemu ayah bunda-nya.
Ba'da maghrib keluar lagi lendir darah namun jarak kontraksi masih panjang juga. Saya dan suami mulai siaga, jika kontraksi sudah berjarak 5 menit itulah saatnya kami berangkat ke rumah sakit.
Sampai jam 9 malam jarak kontraksi masih sekitar 20-30 menit. Saya putuskan untuk tidur karena mengantuk. Saya pun tak ingin menghabiskan energi dengan bergadang, lebih baik tidur terlebih dahulu untuk persiapan kedatangan gelombang cinta yang lebih besar dan launching si Dedek bayi.
Suami pun tak kuasa menahan kantuk, kami sama-sama tertidur. Alhamdulillah si Kakak Hasna sudah 'diungsikan' ke kamar Mbahnya supaya jika sewaktu-waktu kami harus segera berangkat ke RS dia tak terganggu.
Baru saja bisa terlelap tiba-tiba seperti bermimpi bayi di dalam perut menendang perut bawah lalu 'pyok!' cairan yang seperti ketuban pecah dan keluar lewat jalan lahir. Sontak saya terbangun dan bergegas ke kamar mandi. Suami ikut terbangun mendengar teriakan tertahan saya. Benarlah, cairan itu adalah ketuban karena setelahnya masih mengucur tanpa bisa ditahan.
Panik, saya segera mengajak suami untuk berangkat ke RS. Bayangan ruangan operasi menyeruak disela kepanikan.
"Rabb..  Saya tidak ingin operasi lagi.. Mudahkanlah.. "
'Allahumma yassir walaa tu'assir' terus terlantun dari bibir. Kami mencoba tetap tenang dan menunggu kontraksi stabil.
Sekitar pukul 11 malam, kontraksi mulai lebih cepat datangnya, 5-7 menit sekali. Bismillah, kami berangkat menuju RS. Di jalan pun terus-menerus kami pantau datangnya gelombang cinta itu, yang makin stabil setiap 5 menit.
Masuk ke IGD dan cek VT (vaginal toucher), sudah bukaan 3. Saya berdebar kembali, ingat pesan dr. P jika sampai KPD lagi maka harus segera operasi.
Bismillah, insyaAllah bisa normal, saya mensugesti diri sendiri.
Seorang perawat masuk, menanyakan saya pasien dokter siapa. Rupanya dr. P masih dalam masa cuti. Saya dihadapkan pada 2 pilihan dokter, dr. D atau dr. R. Pilihan yang sulit bagi saya, namun bismillah saya pilih dr. D karena riwayat teman-teman saya banyak yang cocok dan nyaman dengan beliau.
Setelah rekam jantung, ambil darah untuk lab dan pasang infus, saya segera dilarikan ke kamar pengawasan di ruang maternity (Ruang Ayyub 1 RS. Roemani). Di ruangan itu saya masih bisa bercanda dengan suami, terutama saat kontraksi datang. Sesekali bidan jaga datang menemani.
"Bu, kalau sudah ingin mengejan panggil ya, dan jangan mengejan dulu," pesan bidan sebelum keluar ruangan.
Tak berapa lama, saya merasakan kontraksi yang sangat hebat dan tak bisa lagi ber-hahahihi saat kontraksi. Hanya bisa mencengkeram kuat kisi-kisi bed atau menggenggam tangan suami.
Lalu gelombang cinta yang lebih kuat datang, rasa ingin mengejan sangat kuat mendorong area dubur dan jalan lahir. Saya sudah tidak kuat untuk tidak bersuara saat menahan datangnya gelombang itu.
Menurut suami saat bidan cek VT lagi, sudah bukaan 8. Saat itu saya sudah tak menghiraukan segala suara di sekeliling.
"Sabar Bu, istighfar, shalawat,  ambil napas lewat hidung, keluarkan lewat mulut, terus"
"Ibu, sabar!  Jangan bingung Bu, jangan ngejan dulu! Tarik nafas lewat hidung, keluarkan lewat mulut! Nah, jangan bingung lagi!"
Ah, sudah tak kuhiraukan saat para bidan 'mamarahiku'. Rasanya gelombang cinta sudah datang dalam jarak yang sangat dekat, entah berapa menit.
"Anak pertama SC ya Bu? Dan sekarang ingin normal? Siapa yang ingin? Bapak atau Ibu? Ya begitu rasanya lahiran normal, Bu!"
Duh, jika sedang tidak menahan sakitnya kontraksi mungkin saya akan marah mendengar perkataan itu. Apa dikira SC juga tidak sakit? Dan dulu pun saya sudah ikhtiar untuk melahirkan normal, sudah merasakan sakitnya kontraksi dan induksi.
"Ayo Bu, semangat.  Kontraksinya bagus ini, insyaAllah nggak lama lagi," Alhamdulillah kalimat inilah yang membuatku terus bertahan dan berjuang agar bisa melahirkan alami.
Oke, saya tak boleh menyerah begitu saja! nggak mau lagi berakhir di kamar operasi, tekad saya.
Benar, tak berapa lama saya dipindahkan ke ruang bersalin. Di ruangan itu gelombang cinta makin kuat. Bidan-bidan sibuk dan masih sering 'memarahi' saat saya tak bisa menahan dorongan ingin mengejan.
Entah pukul berapa, dokter memasuki kamar bersalin. Sebelumnya perawat telah membantuku bersiap dengan pakaian bersalin yang menutupi bagian atas tubuh.
Dokter dan bidan/perawat bersiap mengelilingiku di ranjang, memosisikan agar kaki diangkat tinggi. Hm.. Saya teringat pelajaran bidan N bahwa ini adalah posisi mengejan jika kepala bayi baru sedikit terlihat, masih cukup dalam dari  'pintu keluar'nya.
Begitu ambil posisi, 'krek!' dokter menggunting perineum diiringi dengan teriakan takbirku karena kaget dan sakit.
"Bismillah, kalau kontraksi lagi, bersiap mengejan ya, Bu! Ngejan yang kuat!"
Saya makin dagdigdug  dan tak sempat berpikir banyak.
Gelombang cinta datang, saya mengejan tapi kurang kuat. Lagi-lagi bidan 'memarahi'.
Gelombang cinta kedua datang, saya berhasil mengejan, meski tak bisa panjang tapi cukup berhasil.
Selanjutnya, sebelum gelombang cinta itu datang lagi, saya ingin membayangkan hal yang menyenangkan, membayangkan pergi ke pantai atau ke hamparan rumput hijau.
Namun saat gelombang cinta datang, saya justru teringat pelajaran saat senam hamil, maka saya mengambil napas panjang lewat hidung lalu mengeluarkan lewat mulut.
Saya sadar kembali bahwa saya di ruang bersalin setelah bidan lagi-lagi 'memarahi' dan mengatakan 'Bu!  Ko malah napasnya dibuang!  Ngeden Bu!  Kayak BAB! Nggak usah nggereng, diam aja yang penting napasnya panjang!"
Mungkin saya sudah tertawa terbahak-bahak jika tidak sedang menahan sakit. Konyol sekali saat itu!
Alhamdulillah setelah sekali lagi mengejan, 'blush!' keluarlah bayi mungil itu dengan bantuan dokter.
MasyaAllah...  Rupanya proses mengejan yang saya takutkan menjadi puncaknya rasa justru lebih ringan dibanding menunggu bukaan lengkap.
Biidznillah, saya bisa melahirkan normal (pervaginam) dengan bekas sayatan operasi SC di perut.
Begitu mendengar tangisan bayi lalu memeluk badannya yang hangat saat IMD, segala rasa sakit itu seolah terobati. Ya, meski setelahnya kontraksi perut masih terus terjadi untuk mengembalikan bentuk rahim. Terasa setelahnya, bukan saat IMD dan bersentuhan langsung dengan bayi mungil yang baru melihat dunia.
World!  Meet baby Hafidzah Kurnia Salsabila!
Mohon maaf, Ayah-Bunda, curhat kali ini panjang sekali. Semoga menjadi penyemangat untuk bunda yang akan berikhtiar melahirkan dengan persalinan VBAC. Kuncinya adalah yakin, ikhtiar dan tawakkal.
Semoga bermanfaat,

Salam,

34 komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung dan memberikan feedback/komentar di blog ini.

Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.


Salam,
Comment Author Avatar
09 November, 2017 20:12 Hapus
Mb Arina hebat euy, berhasil VBAC. Aku keder jelang kelahiran kedua, mb. Padahal awal2 berani. Udah niy dimantapin biar normal. Eh pas mau lahiran, akhirnya SC lagi

Comment Author Avatar
09 November, 2017 20:14 Hapus
Alhamdulillah Mba... semua berkat doa dan suntikan semangat dari banyak orang :)

AKu malah rasanya trauma banget SC mba.. sempat galau sih bayangin dijahit jalan lahirnya, tapi ternyata seminggu sudah sehat :)
Comment Author Avatar
An
26 November, 2017 15:07 Hapus
Ku kemarin operasi SC karena KPD, Tnte.. tapi pembukaan ga tambah2.. cuma sampe pembukaan 3 trus rahim membengkak karena ngejan ga bisa pipis..
Moga2 kelahiran kedua bisa VBAC.
Di Roemani bisa VBAC, to, Tante...
Comment Author Avatar
30 November, 2017 13:42 Hapus
Kasusnya sama kaya aku, KPD sampai diinduksi bukaan ga nambah2 akhirnya SC.
Bisa ko VBAC d Roemani, tergantung dokter dan kondisi bumilnya juga. Semoga kelak bisa VBAC ya 😘
Comment Author Avatar
12 Mei, 2020 23:49 Hapus
Assalamualaikum Masyaa Allah bunda saya terharu.. Pgn bgt bisa VBAC.. Oya jaraknya brpa th bun dari kehamilan pertma? Apakah jrak 2 th udah boleh hamil lg n lahiran vbac? Mau konsul ke dokter lg gk boleh ke RS nih.. 😑
Comment Author Avatar
13 Mei, 2020 18:04 Hapus
Subhanallah.. hamil di masa pandemi memang butuh perjuangan lebih. Semangat ya! Semoga dimudahkan, sehat semua
Comment Author Avatar
30 Maret, 2018 11:38 Hapus
MasyaAlloh mb arina, siska pengen nangis bacanya, ikut deg2an dan sesekali ngakak soalnya lucu jg hehe
doakan y mb smga Allah karuniakan siska momongan lagi dan doakan jg bs vbac juga yg selanjut2nya
Comment Author Avatar
19 April, 2018 14:58 Hapus
Semoga bermanfaat ya Cha,
Semoga dimudahkan juga ikhtiarnya. Aamiin..
Comment Author Avatar
16 September, 2018 22:15 Hapus
Mbak boleh tau biaya melahirkan di roemani gag?
Comment Author Avatar
29 November, 2018 16:44 Hapus
Maaf Bund, baru buka blog ini lagi jadi baru baca komentar2.

Saya melahirkan normal di ruang kelas 1, biaya total sekitar 4.5jt. Jika ingin dapat info lebih banyak bisa datang langsung tanya ke bagian informasi di depan ruang pendaftaran
Comment Author Avatar
26 Oktober, 2018 12:56 Hapus
Maa Syaa Allah.. Terharu bunda.. Selamat ya, semoga yg mengusahakan vbac dimudahkan juga sama Allah. Aamiinn
Comment Author Avatar
29 November, 2018 16:44 Hapus
Aamiin... Makasih juga Bunda
Comment Author Avatar
mama nayla
08 Februari, 2019 15:51 Hapus
maa sya Alloh, saya ikut deg2an bacanya bund, saya juga berencana vbac anak kedua, bismillah moga dimudahkan Alloh...
Comment Author Avatar
13 Mei, 2020 18:03 Hapus
Aamiin.. yaa Rabb
Comment Author Avatar
Nurhalimah
30 Agustus, 2019 12:05 Hapus
Bun saya sedang hamil anak ke 2 semoga nnti bisa vbac di anak ke 2 aamin selain di rs roemani mana lagi yg mendukung vbac
Comment Author Avatar
13 Mei, 2020 18:03 Hapus
RSGS, RS Bunda, lainnya saya kurang paham,
Comment Author Avatar
16 September, 2019 03:00 Hapus
Aku nangis bacanya bu 😭 terharu. Aku juga d Roemani sm dr.prima, doakan bisa normal juga ya bu. Oia saya mau tanya apa aja yg udh d dpt dr RS utk perlengkapan bayi, biar ga kbnyakan bawa barang ga penting nanti pas lahiran. Terimakasih bu
Comment Author Avatar
20 September, 2019 22:38 Hapus
Assalamualaikum
Saya mau tanya dong, kalau melahirkan di rs roemani apakah di ruang persalinan boleh ditemani suami?
Comment Author Avatar
13 Mei, 2020 18:01 Hapus
Wa'alaikumussalam, waktu saya melahirkan suami disuruh keluar tapi setelah bukaan hampir lengkap
Comment Author Avatar
12 Maret, 2020 10:31 Hapus
masyaallah mba aku sampe nangis bacane semoga aku bisa kayak mba arina
Comment Author Avatar
13 Mei, 2020 18:01 Hapus
Aamiin... Semoga lancar persalinannya ya Mbak
Comment Author Avatar
08 Agustus, 2020 15:21 Hapus
Mb Arina hebat,, maa syaaAlloh ...
Selamat ya di kelahiran kedua dengan VBAC...
Mb itu bekas sayatan SC di lahiran pertama vertikal atau horizontal ? 🙏
Comment Author Avatar
09 Agustus, 2020 14:29 Hapus
MasyaAllah,.. alhamdulillāh semua berkat pertolongan Allah, Mbak...

Bekas sayatannya vertikal, Mbak.
Comment Author Avatar
14 Agustus, 2020 21:19 Hapus
Eh, horizointal maksdnya Mbak... ko nulisnya malah vertikal sih waktu itu... maaf
Comment Author Avatar
14 Juni, 2021 11:02 Hapus
😭terharu aku tu...LAA Haula wala quwwata Illa Billah...smoga bs VBAc juga...
Comment Author Avatar
14 Desember, 2021 21:04 Hapus
Aamiin..
Comment Author Avatar
08 Desember, 2021 11:22 Hapus
Mba mau tanya tebal rahim waktu itu brpa? Terimksih sebelumnya
Dan ternyta lahir bbj brp?
Comment Author Avatar
14 Desember, 2021 21:05 Hapus
Dokter nggak bilang soal tebal rahim, Bund. BBJ waktu lahir 2,9
Comment Author Avatar
Anonim
26 April, 2022 12:03 Hapus
Assalamu'alaikum, mba terima kasih sudah berbagi pengalamannya. Saat ini saya sedang hamil sudah 36weeks, ingin vbac, tapi kata dokter ketebalan dinding rahim hanya 0,5cm jadi untuk vbac beresiko. Apakah waktu itu mba arina dicek juga ketebalan dinding rahimnya? Dan berapa ketebalannya mba? Makasih sebelumnya, ditunggu jawabannya ya mba :)
Comment Author Avatar
29 Mei, 2022 23:14 Hapus
Wa'alaikumussalam, mohon maaf baru baca ada komentar, ditinggal mudik dan kesulitan sinyal jadi blog-nya jarang dibuka. Waktu saya hamil dokter tidak menyarankan dan membahas seputar sbr, jadi saya pun tidak tahu ketebalan rahimnya. Semoga persalinannya dimudahkan, Mbak.. sehat selalu.
Comment Author Avatar
30 Mei, 2023 16:50 Hapus
Biaya berapa kak utk vbac dan itu di rs daerah mana,mohon dibalas terimakasih
Comment Author Avatar
13 Juni, 2023 22:32 Hapus
Halo Kak, maaf baru merespon. Untuk biaya persalinan VBAC sama dengan biaya persalinan pervaginam (normal), Kak. Yang saya ceritakan ini, saya melahirkan di RS. Roemani Semarang. Tahun kemarin saya melahirkan 2VBAC di Denpasar, biaya juga sama dengan biaya persalinan normal. Jadi tergantung RS masing-masing ya Kak kalau yang ditanyakan adalah nominalnya. Kakak bisa cari info biaya untuk persalinan normal di RS tujuan Kakak.
Semoga membantu.
Salam,
Comment Author Avatar
Anonim
19 Juli, 2023 07:31 Hapus
masya Alloh merinding saya mbak. ini saya juga sedang hamil anak ke 3 dengan 2x sc.
insya Alloh bertekad untuk VBAC mbak.
setelah baca cerita mbak, insya Alloh yakin SAYA BISA.
Comment Author Avatar
01 Agustus, 2023 21:45 Hapus
Aamiin. Semoga dimudahkan, Mbak
Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Intellifluence Logo Link Banner