Jepret Kuliner Nusantara, Alternatif ‘Me Time’ Emak Rempong
Daftar Isi
istanarina.blogspot.com - Jepret Kuliner Nusantara, Alternatif ‘Me Time’ Emak Rempong
Assalamu’alaikum, Ayah-Bunda.
Di tengah repotnya mengurus anak, keluarga, dan rumah dengan rutinitas
yang itu-itu saja, para bunda pasti butuh sekali waktu untuk sejenak
menyendiri, mengalihkan perhatian dari rutinitas dan mengurus dirinya sendiri. Me time, istilah kerennya.
Ada yang mengatakan me time
hanyalah propaganda industri agar apa-apa yang menjadi kesenangan kaun
perempuan laku keras. Namun bagi saya yang ‘sumbu kompor’ nya pendek, me time sesekali menjadi penting. Me time saya tak perlu harus mewah dan
mengeluarkan uang banyak. Sekadar bisa tidur siang nyenyak tanpa gangguan, bisa
baca buku dengan tenang, keluar mencari angin segar, maupun menekuni hobi. Jika
ada tawaran ‘mewah’ semisal belanja atau nyalon
sih pastinya tidak akan ditolak. *eh.
Salah satu hal yang bisa membuat perasaan bahagia saya semakin meningkat
adalah menyalurkan hobi fotografi, alias jeprat-jepret.
Apalagi sekarang setelah suami memahami kesenangan yang satu ini, dia sering
membiarkan saya asyik memotret apa saja (terutama makanan yang baru saya buat
atau saat makan di luar). Saya sibuk mengambil foto, dia menjaga si kecil. Biasanya
hanya sekitar 30 – 1 jam saya berkutat dengan perangkat foto yang saya punya. Bahagia
luar biasa ketika hasil fotonya terlihat cantik. Yeah. Meskipun kelihatan cantik menurut saya, bukan menurut ahli
fotografi.
Ayah-Bunda juga pastinya suka jepret kuliner sebelum dimakan saat wisata
kuliner bukan? Jika ada yang mengatakan bahwa seharusnya sebelum makan berdo’a
bukan motret, tapi siapa bilang setelah motret kita tidak berdo’a sebelum
menyantap makanan lezat itu?
Well, dikira pamer? Biarkan saja
lah anggapan negatif orang. Toh kita hanya sekadar sharing dan review makanan
atau tempat makan yang kita kunjungi. Mengingat saat ini banyak orang yang
mencari informasi seputar kuliner nusantara lewat internet.
Kita niatkan untuk berbagi dan bermanfaat untuk orang lain. Saya sendiri
pun senang ketika ada orang yang meng-upload
gambar makanan yang baru dimasaknya di media sosial apalagi dilengkapi dengan
resep cara pembuatannya. Serasa mendapat jalan keluar dari kebuntuan mau-masak-apa-hari-ini.
Jepret Keripik pisang hasil belajar |
Foto hasil eksekusi resep bolu memanfaatkan bahan pangan lokal (foto kurang bagus karena diambil indoor malam hari) |
Perangkat fotonya pun cukup dengan smartphone
yang kita miliki, tidak perlu muluk-muluk harus memiliki kamera DSLR jika
memang belum memungkinkan. Tentu saja saya pun punya mimpi memiliki kamera
sekelas DSLR atau Mirrorless, tapi mengasah feel
fotografi lewat perangkat yang ada bagi saya sudah cukup menyenangkan. Jika rejeki
tak akan kemana lah itu kamera. LOL
Tak jarang saya dikomentari oleh tetangga atau orang yang belum begitu
mengenal saya. “Mbak Arin ini lho, apa aja difoto. Buat apa sih Mba?” dan
komentar-komentar senada yang seolah ada kalimat tersirat ‘kurang kerjaan
banget sih orang ini’. Mendapat tanggapan seperti itu, biasanya saya hanya
tertawa renyah dan menjawab asal ‘buat pameran’ atau ‘buat kenang-kenangan’ dan
sebagainya. Ya maklum sih, kalau yang komentar tetangga yang sudah sepuh kan mereka nggak kenal medsos ya!
Apa yang saya potret?
Apa saja! terutama makanan yang saya buat (misalnya setelah eksekusi
resep), saat wisata kuliner murah-meriah di warung tenda pinggir jalan, juga
saat berkesempatan makan di cafe dan disuguhi makanan dengan plating yang apik. Pantang banget untuk
dibiarkan begitu saja tanpa difoto.
Jepret Mie ayam bakso jamur di Sumowono |
Es Teller endeus di kedai Es Marem Amelia Tlogosari |
Mie Ayam Pangsit pak Joko Tlogosari |
Lumpia di warung bakso tak luput dari jepretan |
Keluarga saya punya langganan Bakmi Jowo di Tlogosari, tempat tinggal
kami. Konon bapak mertua mengenal owner warung Bakmi Jowo itu sejak pertama
kali tinggal di Tlogosari dan pemilik warung belum memiliki kios sendiri. Beliau
menjajakan bakmi dengan gerobak keliling perumahan. Suatu saat beliau melewati
jalan depan rumah di saat bapak-bapak warga sedang berkumpul. Tiba-tiba gerobaknya
ambruk dan berhamburan isinya. Serta merta yang melihat langsung
berbondong-bondong menolongnya. Sejak saat itu, hubungan mereka menjadi akrab,
bahkan setelah warung itu dilanjutkan oleh anak-cucunya.
Sepiring Bakmi Jowo Goreng di Warung Bakmi Jowo Pak Mul Tlogosari |
Jika datang ke sana, saya tak ingin melewatkan untuk memotret aktivitas pemilik
warung yang tengah memasak, juga istri dan karyawannya yang membantu pekerjaan
beliau. Padahal saya selalu pesan menu yang sama lho, Bakmi Jowo Kuah sedangkan
suami memilih bakmi goreng, tapi kurang afdhol rasanya jika tidak diabadikan
dengan kamera.
Dulunya, saya hanya memakai kamera HP seadanya, asal terlihat jernih
gambarnya. Alhamdulillah saat ini suami punya smartphone ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL dengan kamera yang oke punya. Bukan kepunyaan
saya, tapi saya mendapat privilege untuk
menggunakannya saat saya membutuhkan untuk memotret. Bahagia itu sederhana
sekali bukan?!
Selain dibekali dengan RAM 3GB dan ROM 32GB, smartphone ini dilengkapi dengan kamera utama sebesar 16Megapixel
(MP) dan kamera depan 8MP. Untuk selfie
juga oke banget kan? Hayoo.. siapa yang suka selfie? Toss lah kita!
Me time dengan menyalurkan hobi dan belajar fotografi |
ASUS Zenfone 3 Max juga dilengkapi dengan teknologi PixelMaster Camera yang memungkinkan kita mengambil gambar dengan
sempurnya. Mengabadikan makanan dalam kondisi apapun menjadi lebih mudah. Jika dalam
cahaya terang, kita bisa menggunakan mode
otomatis dengan hasil yang tak kalah dengan mode
depth of field di HP seri yang
lain. Laser focus-nya memungkinkan
kita mengambil gambar dengan fokus yang jelas pada sisi yang kita tentukan dan blur di sisi lainnya.
Dalam kondisi kurang cahaya, kita bisa mengaktifkan low light mode ini agar gambarnya tetap jernih
tanpa mengaktifkan flash. Shutter speed-nya pun bisa diatur sedemikian rupa agar bisa mengambil momen
yang kurang freeze dengan baik. Contohnya
saat akan mengabadikan moment si
Kecil yang tengah aktif bermain, memotret pemandangan di daerah berangin, atau street photography.
Lengkap sekali bukan?
Smartphone ini bikin senyum
saya makin lebar deh! Haha. Makin asyik jejepretan
jadinya.
Oia, kami ingin gadget yang
kami miliki ini bermanfaat juga untuk orang lain, maka sebagai sarana belajar food & product protography, saya
dengan senang hati memotret barang dagangan milik teman-teman supaya iklan-nya
di medsos makin menjual.
Seadanya membantu jualan teman |
Me time-nya dapat manfaatnya
juga dapat. Makin senang dong saya!
Masih banyak nih kuliner khas nusantara yang belum saya abadikan lewat smartphone. Doakan sering-sering bisa wisata
kuliner ya, supaya bisa menyebarkan informasi yang bermanfaat untuk khalayak.
Jika Ayah-Bunda ada yang punya pengalaman dan hobi yang sama, sharing
yuk!
Salam,
Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel.
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,
btw mie ayam pangsitnya menggiurkan itu mb hehe
Jadi sekarang kalau mo moto pas keadaan sepi atau candid dengan ilmu kira-kira :)
Mupeng dengan mi ayam bakso jamur Sumowono :)
Saya juga suka foto2 makanan sebelum makan dan juga suka melihat foto2 makanan orang lain, Mbak. Tapi pernah diprotes sepupu saya karena instagram saya isinya makanan mulu. Katanya saya berdosa bbikin orang pengin. Huhuhu.... Padahal kan niatnya ga gitu ya, Mbak. Sekalian bantu promo yang jualan juga...
deliv kene ke Kaliwngu hahaha
semoga menang ya Mba Arin.