Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JADILAH MAGNET KEBAIKAN

Aku tak mengenal beliau dan keluarga secara pribadi (ya iyalah... siapa elu gitu lhoh!) Cuma saat masih unyu bin culun kinyis-kinyis berseragam putih abu pernah membaca antologi 'Bukan dari Negeri Dongeng" yang salah satunya memuat kisah tentang Ustadz kelahiran Kudus 53 tahun yang lalu itu.

Awalnya malas bubaca buku pinjaman dari teman SMP itu karena ada embel-embel salah satu partai, tapi
tetap saja kulahap sampai habis karena tidak ada buku lain. Kisah-kisah para pendahulu di dalamnya membuatku mengernyitkan dahi, beneran nggak sih?! Apa cuma fiksi?! Hehe. Maklumlah, bacaanku waktu itu majalah Annnida lawas dan fiksi islami hasil kebaikan teman saya yang selalu meminjami.

Saat menjadi mahasiswa tingkat awal, beliau menjadi pembicara Tarhib Ramadhan yang diadakan di kampus. Ustadz aktivis yang lugas, tegas tapi santai: kesan pertamaku saat mendengar ceramah beliau.

Setelah beliau menjabat di DPR RI, tak banyak bertemu dengan beliau kecuali dalam agenda besar, malah lebih sering bertemu dengan istri beliau.
Dibalik suami yang hebat, ada istri yang lebih hebat; batinku saat (pertama kali juga) bertemu dengan istrinya. MasyaAllah... sangat mengagumi beliau. Seorang ibu rumah tangga dengan 6 putra/i dan segudang aktivitasnya. Meski begitu, saat bertemu dengan kami beliau tak pernah segan bersalaman dengan hangat dan cipika-cipiki. Hihi.

Sudahlah kamu melakukan kebaikan hari ini?!
Jika belum, lakukanlah! Dan usahakan untuk selalu menjadi pioneer kebaikan, menjadi yang pertama berbuat baik karena orang lain pasti akan mengikutinya dan menjadi pahala untuk kita. Jadilah magnet kebaikan!

Kurang lebih begitu yang beliau sampaikan dalam satu kesempatan, kalimat itu (meski redaksinya berbeda) masih terngiang di benakku. Alangkah beruntungnya orang yang menginspirasi kebaikan untuk orang lain di sekitarnya, seperti bola salju yang menggelinding dan menjadi besar.

Selain itu, yang membuatku kagum adalah kesederhanan beliau dan keluarga. Menjadi seorang istri anggota DPR RI tapi baju kebesarannya adalah gamis warna hitam dan jilbab warna putih. Kenapa? Karena simpel. Kata beliau saat bercerita. Karena beliau tak ingin banyak menghabiskan waktunya untuk memilih dan memadukan warna-warni baju. Cukup warna hitam dan putih, praktis dan dimana-mana selalu ada. Hm... hal kecil tapi *uhuk di hati saya.

Coba kalo mungkin saya yang jadi istri anggota dewan (mimpi kali ye... hahahahah) mungkin akan sedikit memutar otak untuk memilih baju dan mematut di depan cermin: pantas nggak ya pakai baju ini ketemu si anu si itu? Cocok nggak warnanya sama ini.. bla.bla..bla... (Memakai baju yang pantas dan rapi memang kewajiban asal waktu kita tidak habis hanya untuk itu kan?! Heheh).

Rumah beliau pun selalu ramai bagi orang yang menimba ilmu. Ya, dalam sehari beliau bisa berkali-kali membina majlis taklim ibu-ibu. Pantas saja sewaktu ada acara di masjid Baiturrahman Simpang Lima, anggota majlis taklim dibawah binaannya yang hadir sampai ratusan. MasyaAllah..

Selain ramai para pencari ilmu, rumah itu ramai juga oleh mahasiswa (dan bukan mahasiswa) yang membeli buku. FYI, beliau selalu memberikan diskon untuk buku-buku yang beliau jual. Mungkin niatnya jadi sarana penyedia aja biar mudah kalo ada yang nyari buku, nggak semata jualan buku.

Rumah beliau yang sekarang pun tersedia aula dengan tikar dan whiteboard untuk pengajian. Perpustakaannya terbuka untuk umum, cukup membayar kartu member yang masa berlakunya lima tahun.
Sesekali saat beliau tidak sibuk beliau sendiri lah yang melayani tamu yang datang. Masyaa Allah...

Ah, tak ada gading yang tak retak. Tentu dengan segudang kebaikannya, beliau sekeluarga tak luput dari kesalahan. Tapi jika diibaratkan kesalahannya sebanyak bintang di langit malam, dan kebaikannya hanya satu tapi kebaikannya ibarat matahari yang menghapus kerlip ribuan bintang. Nyatanya memang sangat banyak kebaikan yang telah beliau dan keluarga lakukan. 

Semoga Allah membalas kebaikanmu dan keluarga, Ustadz. Semoga Allah selalu memudahkan perjuangnmu. Aamiin..


Semarang, 08-08-2015

_Arien Bunda Faradisa_

Posting Komentar untuk "JADILAH MAGNET KEBAIKAN"