Numpang Makan Siang Di Tuban
Daftar Isi
Pernah melakukan perjalanan darat
lewat jalur pantura arah Surabaya dan sekitarnya? Jika dari Semarang, sepanjang
Rembang hingga Tuban jalurnya melewati pinggir laut. Sangat menyenangkan bagi
orang gunung seperti saya melihat hamparan
birunya air laut dan perahu-perahu kecil nelayan yang berjejer di bibir pantai. Mungkin hanya sedikit kurang nyaman saat
melewati tempat pelelangan Ikan (TPI) dengan baunya yang khas dan menyengat. Di
luar itu, semuanya amazing bagiku.
Dulu, beberapa kali PP
Semarang-Surabaya selalu menatap iri dari jendela bis saat melewati pinggiran
laut di Tuban. Sepanjang trotoar sekitar 1 km berjejer warung tenda yang
menyediakan kelapa muda, bakso, hingga minuman panas.
Asyik banget kayaknya minum kelapa muda dipinggir laut itu,
begitulah batinku tiap kali melewatinya. Dan pasti, saat perjalanan ke Surabaya aku memilih duduk di deretan kursi sebelah kiri agar bisa menikmati pemandangan laut, begitu juga sebaliknya saat kembali ke Semarang.
begitulah batinku tiap kali melewatinya. Dan pasti, saat perjalanan ke Surabaya aku memilih duduk di deretan kursi sebelah kiri agar bisa menikmati pemandangan laut, begitu juga sebaliknya saat kembali ke Semarang.
mampir kesini |
Ayah dan Hasna ngeliat ombak |
pemandangan sebelah kiri warung |
pemandangan sebelah kanan |
Beberapa hari yang lalu
berkesempatan pergi ke Surabaya dengan mobil. Dari rumah sudah terbayang akan
berhenti dan istirahat di Tuban, makan bakso panas dan kelapa muda segar. Begitu turun dari mobil, langsung disambut
kencangnya angin laut sampai jilbab berkibar-kibar. Wuuuuzzz.....!!! rupanya
anginnya lebih kencang dari pantai_maksudnya pantai lain yang pernah dikunjungi.
Mungkin karena langsung samudera jadi anginnya lebih kencang. Senangnya... kesampaian
juga makan bakso dan kelapa muda di pinggir laut Tuban. Meskipun kecewa dengan
rasa baksonya (maklum sekeluarga hobi makan bakso), tapi kelapa mudanya sesuai
selera, sama dengan rasa klamud favorit di jembatan dua Tlogosari.
Klamudnya suegeeer |
Setelah makan, menyempatkan
berfoto ria dan duduk-duduk sambil ngobrol dengan si Ibu pemilik warung. Katanya
sih awal berjualan di sana beliau masuk angin karena terpapar angin kencang,
lama kelamaan sudah kebal dan biasa. Untungnya kami tidak masuk angin, eh Hasna
ding jadi kembung.
Narsis sama Mbah Uti |
Bagi yang melewati jalur ini naik
motor atau kendaraan pribadi, sangat recommended
untuk berhenti sejenak sambil menikmati klamud dan selonjoran kaki. Selain di
jalur ini ada juga tempat yang lain yang lebih alami, sekitar 5 km sebelumnya,
dari arah Semarang ada semacam tempat wisata pantai_belum pernah berhenti di
sana_ kalau dilihat banyak warung tenda juga dan area parkir cukup luas, banyak pohon yang
bikin suasana lebih sejuk juga. Yang berjilbab, hati-hati dengan angin nakalnya.
:D
Happy traveling, guys!
yang ini di masjid pinggir laut waktu pulang |
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,